BANJAR,FOKUSJabar.id: Data vaksinasi Covid-19 di Kota Banjar, Jawa Barat diduga di rekayasa. Pasalnya, banyak ditemukan data vaksinasi khususnya anak di aplikasi peduli lindungi yang tidak valid.
“Anak saya belum pernah divaksin namun sudah tercantum di aplikasi PeduliLindung dan tertulis sudah di vaksin dosis pertama,” kata seorang warga Banjar, Zaenal Arifin saat ditemui wartawan. Selasa (5/4/2022).
Dia mengatakan, data vaksinasi ini sangat aneh, padahal data yang digunakan di aplikasi PeduliLindungi itu perlu mencantumkan nomor induk kependudukan (NIK).
BACA JUGA: Kasus Korupsi Kota Banjar, KPK Kembali Panggil 15 Saksi
“Artinya disini menunjukan ada perilaku yang tidak baik. Petugas vaksinasi ini melakukan menggunakan data kita tanpa ada pemberitahuan ke kitanya, dan itu saya nilai merupakan pemalsuan data,” kata dia.
Warga lainya Miawan warga Desa Binangun juga mengalami hal yang sama, anaknya itu tercantum telah divaksin dosis pertama di aplikasi PeduliLindungi.
Padahal anaknya itu sama sekali belum diberikan cairan pemantik imunitas tubuh, karena waktu ada program vaksinasi di sekolah yang diselenggarakan di Polres Banjar itu anaknya berinisial AR dalam kondisi sakit.
Kemudian ketika anaknya itu hendak divaksin di area Waterpark Kota Banjar, Miawan kebingungan lantaran anaknya tercatat sudah divaksin dosis pertama di klinik Polres Banjar.
“Jadi waktu di Waterpark itu baru dosis pertama tapi tertulisnya dosis kedua karena sebelum divaksin anak saya itu sudah tercatat telah mengikuti vaksinasi dosis pertama,” tuturnya.
Hal senada dikatakan warga Pataruman Dede, Dia mengatakan bahwa anaknya M (8) tahun belum pernah divaksin. Namun tercatat di aplikasi peduli lindungi sudah di vaksinasi dosis pertama.
Dede mengaku kecewa dengan kejadian ketidak transparan data vaksinasi Covid-19 di Kota Banjar. Dia juga menyebutkan bahwa pihaknya belum akan mengijinkan M untuk mengikuti vaksinasi dosis kedua, terlebih karena menilai keampuhan vaksin itu masih simpang siur.
“Keampuhan vaksin ini kan masih simpang siur baik itu di kalangan kedokteran pun masih menjadi pro dan kontra. nah kami cari posisi aman sendiri ya, lebih baik belum divaksin dari pada resikonya kan sudah jelas dari a sampai z,” katanya.
BACA JUGA: Masuk PPKM Level 2, Pemkot Bandung Kembali Percepat Vaksinasi
Sementara saat dimintai keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, dr.Andi Bastian mengatakan dirinya tidak mengetahui akan persoalan rekayasa data vaksinasi ini.
“Nanti kita lihat dulu, terimakasih informasinya,” kata dia.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)