Rabu 11 Desember 2024

Menyusul PJOK Nomor 12/2021, BPD Ramai-ramai Datangi bank bjb

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan OJK (POJK) Nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Bank Umum dengan kategorisasi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) mendapat respons positif dari pelaku perbankan di Indonesia.

Perubahan pengelompokan yang asalnya menggunakan BUKU, kini dengan KBMI menjadi angin segar bagi perbankan untuk berkembang bersama.

Sepertihalnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang jumlahnya cukup banyak namun terbatas kecukupan modal.

BPD
Ilustrasi (ist)

Pascaterbitnya POJK itu, banyak BPD mulai melirik terbangunnya kelompok usaha bersama (KUB) hal itu terlihat dari beberap BPD yang mulai salingbertemu untuk sinergi bisnis hingga membahas tentang pengembangan BPD.

Beberapa pertemuan diantaranya antara bank bjb dengan Bank Bengkulu, Bank Sumut, Bank Kalteng, Bank Jateng dan lainnya. Pertemuan mayoritas dihadiri jajaran direksi, komisaris, Pemda dan lainnya.

Misalnya kerja sama bank bjb dengan Bank Bengkulu dalam rangka penggunaan infrastruktur bersama, terlebih kaitannya dengan teknologi informasi, pengembangan SDM, likuiditas, pembiayaan bahkan permodalan.

Kerja sama ini sangat penting mengingat Bank Bengkulu berada di kelompok KBMI 1 dengan modal Rp1 trilyun per September 2021.

Begitupun dengan kunjungan BPD Kalteng dan BPD Sumut selama dua hari. Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya belajar banyak dari bank bjb.

BACA JUGA: Terima Kunjungan BPD Kalteng dan Sumut, bank bjb Terbuka untuk BPD Lainnya

Meskipun saham mayoritas milik pemerintah daerah, tapi keberadaannya diterima masyarakat luas.

“Ini yang kami pelajari, bagaimana kepercayaan nasabah bisa timbul. Dengan ini kami berkeinginan Bank Sumut juga bisa melakukan hal yang sama,” kata Musa.

Sedangkan dalam rangka pengembangan BPD Jateng, Komisi C DPRD Jateng berkunjung ke bank bjb. Kunjungan itu untuk studi banding pengembangan BPD hingga menjadi bank besar nasional.

Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Bambang Hariyanto mengatakan, studi banding dilakukan sebagai langkah untuk menggali inspirasi pada pengelolaan BPD Jateng.

Lebih dari itu untuk membuat ekosistem BUMD di jaasa keuangan tetap dalam spirit kebersamaan dan kolaborasi. Langkah bank bjb go public, kata dia, juga menjadi pembelajaran bagi Jawa Tengah.

“Banyak manfaat yang bisa diambil setelah tercatat di bursa efek. Kami juga akan rumuskan pada Perda yang akan dibahas di 2022 mendatang,”kata Bambang.

Dirut bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan bahwa POJK 12 memudahkan perbankan mengembangka bisnis, baik untuk transformasi dan akselerasi digital, maupun sinergi perbankan yang bisa meningkatkan efisiensi operasional perbankan.

“bank bjb sangat terbuka untuk kolaborasi. Tidak terbatas pada Bank Bengkulu saja, tidak menutup kemungkinan kita bersinergi dengan BPD lainnya dalam waktu dekat.Tentunya sinergi itu harus memberikan manfaat positif bagi kedua pihak dalam kerangka pengembangan bisnis bersama-sama,” kata Yuddy.

Melalui sinergi, kata dia, dari sisi kemampuan pembiayaan akan meningkat, mengingat bank bjb dengan modal yang jauh lebih besar akan mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar. Misalnya untuk pembangunan infrastruktur daerah maupun project strategis dengan skema pembiayaan bersama.

bank bjb siap bersinergi dan kolaborasi dengan BPD lain di Indonesia dengan semangat meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan pemerintah daerah. Kolaborasi ini tentunya untuk kemajuan bersama serta saling menguntungkan.

“Kolaborasi adalah hal penting yang harus dilakukan BPD, begitupun dengan inovasi dan transformasi agar bisa bersaing di industri perbankan,” kata dia.

Untuk diketahui, bank bjb adalah BPD terbesar di Indonesia dengan infrastruktur yang mumpuni. Sehingga infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPD secara bersama sama.Saat ini, bank bjb sedang fokus pada pengembangan infrastruktur IT.

Hal itu terlihat dari kerja sama yang dilakukan dengan sejumnlah perusahaan teknologi, seperti Amazon Web Service (AWS), PT DCI Indonesia dan Alibaba Cloud. Kerja sama dibangun untuk mendukung IT digital enablement dalam rangka modernisasi infrastruktur menuju era digital dengan ISO 20000 dan ISO 27001.

Adapun DCI Indonesia adalah data centerTier IV pertama di Asia Tenggara yang mampu memberikan layanan infrastruktur data center yang andal, aman, terpercaya sesuai dengan standar operasional global. DCI menjamin SLA 99.999 persen atau waktu downtime maksimal 5 menit dalam setahun.

Sedangkan Amazon Web Service (AWS) adalah penyedia platform cloud paling komprehensif dan digunakan secara luas di dunia yang menawarkan lebih dari 200 layanan unggulan.

Kemudian Alibaba Cloud sebagai penyedia ratusan produk dan layanan teknologi terdepan berstandar internasional, yang juga menyediakan layanan CyberSecurity. Alibaba Cloud Indonesia adalah satu-satunya yang memiliki scrubbing center dan 3 data center di Indonesia.

Untuk menjamin keamanan dan sistem yang baik, bank bjb juga telah memperoleh sertifikasi ISO 20000 (Sistem Manajemen Layanan Teknologi Informasi) dan ISO 27001 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi).

Pencapaian ini sekaligus menghantarkan bank bjb mencatatakan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai BPD pertama di Indonesia yang melakukan sertifikasi ISO 20000 dan ISO 27001 secara bersamaan.

Sertifikasi ISO 20000 dan ISO 27001 ini menunjukkan komitmen kuat dari bank bjb kepada nasabah untuk memberikan layanan terbaik yang didukung dengan keamanan informasi yang terstandarisasi dalam aspek confidentiality, integrity dan availability di dalam penggunaan layanan digital banking.

Standarisasi ISO 20000 dan ISO 27001 bank bjb saat ini berfokus dalam produk layanan Digital Banking bank bjb, yakni DIGI dan DigiCash by bank bjb. Ke depan, proses standarisasi ISO 20000 dan ISO 27001 ini akan diterapkan kepada layanan lainnya di bank bjb.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img