spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    600 Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Bandung Ikuti Kick Off Vaksinasi

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memulai proses vaksinasi bagi anak 6-11 tahun. Kick off vaksinasi anak ini baru pertama kali digelar di Kota Bandung yang diikuti ratusan siswa Sekolah Dasar (SD).

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, sebanyak 600 siswa dari SDN 113 Banjarsari mengikuti vaksinasi yang dimulai sejak pukul 08:00 WIB.

    “Total hari ini kami rencanakan untuk anak SD, 600 orang. Mudah-mudahan memberikan motivasi sekolah lain untuk melaksanakan vaksinasi di sekolahnya,” kata Ahyani di Taman Dewi Sartika, Jalan Merdeka Kota Bandung, Jabar, Kamis (16/12/2021).

    Menurutnya, proses vaksinasi untuk anak 6-11 tahun ini ditargetkan rampung dalam waktu 2 hingga 3 bulan.

    BACA JUGA: Pemkot Bandung Siap Laksanakan Vaksinasi Usia 6-11 Tahun

    “Karena juga harus terintegrasi dengan nasional terkait bulan vaksinasi nasional anak sekolah. Anak kelas 1, 2 dan 5 sedang bulan imunisasi anak sekolah untuk campak, difteri dan tetanus itu memberikan perlindungan,” kata dia.

    Ahyani mengungkapkan, karena anak belum memiliki KTP, syarat mengikuti vaksinasi ini cukup membawa fotokopy kartu keluarga (KK) yang diberikan kepada pihak sekolah untuk dikoordinir. Bagi anak yang NIK-nya bermasalah, pihaknya sudah bekerjasama dengan Disdukcapil untuk mengatasi hal tersebut.

    FOKUSJabar.id Bandung
    Kick Off Vaksinasi Usia 6-11 Tahun di Taman Dewi Sartika Kota Bandung Jabar Kamis
    (Foto: Yusuf Mugni)

    “Sekolah menghimpun data siswa dan berkoordinasi untuk pelaksanaan dengan puskesmas. Tergantung permohonan sekolah, kalau sekolah bisa melaksanakan di sekolah akan dilaksanakan sekolah. Bagi mau memanfaatkan sentra vaksin kita memfasilitasi ada dua drive-thru di Tegalega dan drive-in disini,” Ahyani menegaskan.

    Meski bisa melalui drive-thru, Ahyani menegaskan proses vaksinasi hanya bisa diikuti oleh siswa yang terdaftar di sekolah penyelenggara.

    “Tentu (harus terdaftar). Kalau yang medis harus mengatur dengan vaksinasi yang rutin. Kemudian kalau yang bukan medis, harus mengatur kesiapan sekolah karena harus sosialisasi orang tua, terus ada anak-anak dihimpun bersama diatur sesi. Itu kan imunisasi anak bukan Covid-19 saja ada campak difteri. Jadi di sekolah, karena biasanya kalau di sekolah dengan temannya lebih berani. Secara psikologis mereka merasa dengan temannya dan data lebih rapi,” dia menjelaskan.

    BACA JUGA: Indonesia Mulai Buat Vaksin COVID-19 Sendiri

    Sementara salah satu siswa yang mengikuti vaksinasi, Aqilla Allaric mengaku senang bisa mengikuti vaksinasi ini. Siswa kelas 1 SDN 113 Banjarsari ini mengaku sudah pernah disuntik sebelumnya.

    “Enggak sakit kerasanya, karena kaya digigit semut saja,” kata Aqilla.

    (Yusuf Mugni/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img