BANDUNG,FOKUSJabar.id: Masalah burung berhenti berkicau atau macet bunyi bisa terjadi pada semua jenis burung kicauan. Termasuk Murai Batu (MB) yang masuk kategori burung mahal.
Tak sedikit kicaumania yang cenderung membiarkan kondisi Murai Batu macet bunyi. Harapannya, suatu saat nanti bakal pulih seperti semula. Padahal jika dibiarkan akan mengalami macet bunyi cukup lama.
Macet bunyi pada burung Murai Batu menjadi hal yang cukup dikhawatirkan. Terlebih, macet bunyi tersebut setelah proses Mabung.
Mabung merupakan proses ilmiah yang akan terjadi dan masa mabung dan pergantian bulu akan membuat malas untuk berkicau.
BACA JUGA: 6 Manfaat Bawang Putih untuk Burung Murai Batu
Saat malas berkicau, para kicaumania bisa melakukan masteran secara bertahap agar kualitasnya terjaga dan meningkat. Dan biasanya ketika masa mabung selesai, maka burung akan kembali untuk berkicau.
Dalam melakukan perawatan agar Murai Batu menjadi gacor, tentunya bukanlah perkara gampang.
Infeksi pada saluran pernafasan atau infeksi tungau menjadi salah satu penyebab tidak berkicau.
Berikut Penyebab Murai Batu Macet Bunyi:
Selain Mabung dan infeksi pernafasan, stres juga menjadi pemicu Murai Batu mogok bunyi.
Adapaun penyebabnya, sangkar jatuh, mental drop dan pernah lepas hingga membuat mentalnya terganggu.
Jika penyebab burung Murai Batu malas berkicau yang disebabkan oleh beberapa penyebab yang telah disampaikan di atas. Maka hal yang harus dilakukan adalah mengembalikan stres menjadi normal kembali.
Infeksi saluran pernafasan sudah sembuh dan proses mabung sudah selesai dan bulunya mulai terlihat lagi tebalnya.
Namun untuk membantu proses recovery tersebut, maka bisa dengan melakukan tips sederhana.
- Memberikan Ketenangan
Memberikan ketenangan menjadi hal yang harus untuk dilakukan. Misalkan burung Murai Batu macet bunyi karena stress, tempatkan di tempat yang lebih tenang.
- Pemberian Pakan
Pemberian pakan tentunya memiliki manfaat untuk membantu murai batu cepat untuk gacor kembali. Berikan pakan jangkrik 3 sampai 5 ekor dan kroto 1 cepuk pada pagi hari.
Sore harinya berikan 1 sendok teh kroto dan 3 sampai 5 ekor jangkrik dan pakan dari Voer yang mengandung antistress.
- Memandikan dan Menjemur
Untuk hal ini, para kicaumania boleh memandikan atau tidak. Jika ingin memandikannya, maka bisa dengan mengurangi lama dan jumlahnya.
- Suplementasi
Jika hal tersebut masih kurang atau masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan, maka bisa dengan memberikan suplementasi sehingga metabolime menjadi lebih baik.
- Relasksasi
Selain memberikan kenyamanan untuk proses recovery suara murai batu, maka untuk memaksimalkannya menjadi lebih rileks, maka bisa memutar suara releaksasi suara air mengalir atau audio brainwave.
Di antara faktor yang mempengaruhi burung macet karena kondisi kurang sehat dan ditrek oleh pemilik lamanya yang mengakibatkan macet bunyi cukup lama. Itu terlihat pada ciri bulu yang kurang mengkilap dan hanya ngeriwik saat dijauhkan dari keramaian.
Dengan kondisi seperti itu bisa dilakukan perawan harian:
- Saat pagi pukul 05.00 WIB, burung dikeluarkan dan diembunkan sampai pukul 07.00 (tiap hari)
- 4 kali mandi dalam seminggu pada pukul 07.00 WIB. Setelah diembunkan dan dijemur secukupnya sampai bulu kelihatan kering.
- Masukan kembali ke sangkar yang sudah dibersihkan, lalu diangin-anginkan sebentar dan diberi kroto yang sudah dibersihkan satu cepuk.
- Air minum harus diganti tiap hari dengan 3 tetes untuk menghilangkan rasa stres, mememenuhi vitamin.
- Selanjutnya setelah proses penggantian pakan dan minum burung di krodong full.
- Sore hari diberi extra foding jangkrik 10 ekor lalu kembali dikrodong sampai esok pagi.
- Dalam satu minggu wajib mandi malam satu kali dan ditambah 1 ekor ulat Jerman.
- Pada saat burung sudah terlihat berbunyi jangan sekali-kali mengubah aturan atau setelan semula agar tidak kembali stress.
Sebagai informasi, Kucica Hutan (Copsychus malabaricus) juga dikenal sebagai Murai Batu termasuk ke dalam family Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia dan sebagian pulau Jawa.
Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Murai Alis Putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.
Di habitat aslinya Kucica Hutan cenderung memilih hutan alam yang rapat atau hutan sekunder. Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses).
Burung Kucica Hutan memiliki suara kicauan yang bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas nyanyiannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds – Delacour, 1947).
Burung Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang digemari di kalangan para pencinta kicauan karena memiliki suara atau spesifikasi kicauan yang sangat baik. Semoga Bermanfaat.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)