CIAMIS,FOKUSJabar.id: Anggota DPR RI Didi Irawadi Syamsuddin mengunjungi Seniman lukis disabilitas bernama Rahmat asal Kampung Sukamaju Desa Putawaringin Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis, Minggu (28/8/2021).
Kedatangan Didi untuk memberi motifasi dan apresiasi kepada Rahmat. Dengan keterbatasan fisik rahmat bisa menghasilkan karya lukis yang bagus.
Rahmat merupakan salah satu peserta lomba kreatif pada moment dua dekade Partai Demokrat. Dengan hasil karya lukisan gambar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pada kesempatan silaturahmi tersebut Didi mengatakan, ternyata ada bakat istimewa yang layak untuk duperjuangkan.
“Ternyata kemampuan berkesenian itu tidak terbatas oleh apapaun. Termasuk keterbatasan fisik yang dimiliki adik kita ini, semangatnya harus kita beri apresiasi,” kata Didi.
Kebetulan Partai Demokrat tengah mengadakan lomba. Semangat dari adik Seniman dari Ciamis ini harus menjadi contoh dan motivasi untuk berkarya.
BACA JUGA: Relawan Didi Irawadi Bagikan 1000 Sembako
Dalam silaturahmi itu, Didi Irawadi memberikan paket sembako dan sejumlah nominal uang untuk membantu Rahmat mengembangkan bakat melukisnya.
Sementara itu Rahmat mengaku belajar melukis secara otodidak, melalui internet dan platform Youtube. Keterbatasan yang dimilikinya sejak lahir memang sempat membuat Dia minder dan terpuruk.
Rahmat mengalami ketidak sempurnaan pada sepasang tangan dan kakakinya. Tangan kirinya tidak memiliki jari sempurna sementara jemari di tangan kanannya tidak tumbuh dengan semestinya.
“Meskipun seperti ini, tangan kanan saya masih bisa menggenggam pensil, bermain gitar bahkan mengendarai motor. Memang saya sempat minder dan terpuruk, namun saya bangkit perlahan dan menemukan potensi yang bisa saya kerjakan,” kata Didi Irawadi.
Rahmat mengaku bisa bangkit dari keterpurukan berkat mengidolakan sosok Seniman Lukis Salvador Domingo Felipe Jacinto Dalí i Domènech.
“Ketika terpuruk, saya sering melihat hasil-hasil karya dari Salvador Dali, jadi motifasi saya terus dipacu untuk lebih baik,” kata Rahmat.
Rahmat menjelaskan, kemampuan melukisnya tidak semerta didapatkan secara instan. Dia pun melalui proses kegagalan demi kegagalan dari hasil karyanya yang tidak sesuai.
“Saya masih terus belajar, prosesnya juga banyak gagal, gambarnya jelek. Saya berusaha keras dari belajar menggenggam pensil sampai dapat menggerakannya hingga menjadi suatu karya,” kata dia.
Rahmat menyebut, banyak yang memesan untuk dibuatkan lukisan, berbuah jadi pundi-pundi rejeki baginya.
“Saat ini memang saya belum optimal, masih harus banyak belajar dengan keterbatasan alat-alat lukis,” kata dia.
(Riza M Irfansyah/Anthika Asmara)