Kamis 12 Desember 2024

Ini Dia 6 Bahaya Kecoa dan Cara Mengantisipasinya

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kecoa, lipas, atau coro adalah salah satu Ordo serangga (Blattodea) Hemimetabola yang berasal dari kelas Insecta. Ordo ini terdiri dari 4 ribu  spesies, 2 superfamili dan 6 famili.

Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Serangga ini memiliki hubungan dekat dengan belalang sentadu (Mantodea) dan rayap (Isoptera).

Di antara spesies yang paling terkenal adalah Kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, Kecoa Jerman, Blattella germanica (panjang sekitar 1½ cm) dan Kecoa Asia, Blattella asahinai (panjang sekitar 1½ cm).

BACA JUGA: 12 Cara Mudah Usir Tikus di Dalam Rumah

Serangga ini sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies  yang termasuk dalam kategori ini.

Binatang menjijikan ini memiliki ukuran yang bervariasi, dari 2 mm hingga 6 cm. Terbesar adalah Megaloblatta blaberoides (10cm) jika dihitung bersama tegmina.

Beberapa spesies merupakan hewan semiakuatik, walaupun umumnya adalah hewan terrestrial. Dimorfisme seksual kadang terlihat di beberapa spesies.

Spesies yang nokturnal dengan diurnal memiliki perbedaan warna yang mencolok. Umumnya terdepigmentasi. Sementara diurnal berwarna cerah mencolok dan berbahaya karena memiliki senyawa pertahanan yang beracun, ataupun untuk meniru serangga lain.

Sebagian besar spesies memiliki kemampuan terbang yang buruk walaupun memiliki sayap yang lebar. Sayap untuk beberapa taksa sudah hilang atau tereduksi.

Sebagian spesies yang hidup di bawah tanah, liang atau celah yang keadaannya cukup stabil maka sayapnya rentan hilang.

Binatang ini dapat ditemukan di seluruh habitat, dari hutan kanopi hingga di sarang serangga sosial. Habitat yang disukai, habitat yang gelap, berventilasi buruk, lembap, sempit dan berantakan.

Umum ditemui di daerah tropis dari 30 derajat lintang utara hingga 30 derajat lintang selatan serta biasa ditemui di dalam tumpukan daun ataupun gumpalan tanah. 

Kehadiran mereka di rumah seringkali mengganggu sebagian orang yang mengalaminya. Selain menjijikkan, ternyata bisa mengancam kesehatan.

Sang betina dapat mengeluarkan 10-40 telur pada satu waktu. Rata-rata, sang betina melepaskan 30 telur selama hidupnya.

Kecoa muda yang menetas akan terlihat sama dengan yang dewasa, tetapi ukurannya lebih kecil dan tidak memiliki sayap.

Berikut Bahaya untuk Kesehatan:

  1. Keracunan Makanan

Dapat menyebabkan keracunan makanan karena binatang ini dapat hidup dengan memakan apa saja. Mereka bisa memakan makanan yang terdapat di tempat sampah atau selokan, tanaman mati, hewan, feses, lem, sabun, kertas, kulit, bahkan helai rambut kita yang jatuh.

Tak ayal bila mereka dapat membawa berbagai macam bakteri penyebab penyakit, seperti salmonella, staphylococcus, dan streptococcus, dari apa yang dihinggapinya.

Saat malam hari, mereka mungkin mencemari makanan terbuka dengan membuang kotoran di atasnya atau menularkan bakteri penyebab penyakit yang dibawanya.

Tidak hanya pada makanan, bisa saja menularkan bakteri penyebab penyakit pada permukaan perabot rumah tangga (gelas, piring, dan lainnya) sehingga berisiko mengalami keracunan makanan.

  1. Gangguan Pencernaan

Bahaya kesehatan manusia yang tak boleh diremehkan berasal dari air liur Kecoa. Ketika memakan makanan terbuka, hewan ini mungkin mengeluarkan air liur dan cairan pencernaan dari mulut mereka sendiri untuk memindahkannya ke makanan bersama dengan kuman atau bakteri yang berada di usus mereka.

Kecoa sendiri dapat membawa sekitar 33 jenis bakteri di tubuhnya yang mengandung patogen berbahaya bagi kesehatan manusia. Dari 33 jenis bakteri, yang paling banyak ditemukan adalah E.Coli, Salmonella, serta 6 cacing parasit, dan 7 jenis patogen manusia.

Sebuah studi menemukan bahwa bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat berkembang secara ekstensif dalam usus kecoa. Hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, seperti infeksi saluran kemih, gangguan pencernaan (diare, disentri, kolera, tipes atau demam tifoid), hingga sepsis (keracunan darah).

  1. Reaksi Alergi

Menurut hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal Allergy, Asthma, & Immunology Research, kecoa adalah salah satu jenis sumber alergen di dalam ruangan.

Hal itu karena alergen yang terdapat di kotoran, tubuh, telur, dan air liur kecoa dapat menyebabkan reaksi alergi yang tidak diinginkan. Misalnya, bersin, kulit terasa gatal, ruam kulit, dermatitis, pembengkakan kelopak mata, mata berair, hingga infeksi pernapasan serius.

Untuk mengatasi reaksi alergi akibat kecoa, Anda bisa mengonsumsi obat tanpa resep dokter, seperti: Antihistamin Dekongestan Obat kortikosteroid inhalasi Dokter mungkin juga memberikan resep obat reaksi alergi akibat kecoa, yakni: Natrium kromolin Leukotriene receptor antagonists Pengobatan desensitisasi.

  1. Asma

Serangan asma dapat meningkat apabila rumah penuh dengan kecoa. Pasalnya, alergen pada hewan ini dapat menyebabkan risiko komplikasi parah, bahkan bisa mengancam nyawa.

Orang-orang yang tidak menderita asma dapat terkena asma akibat menghirup alergen kecoa. Anak-anak merupakan orang yang rentan terhadap paparan alergen kecoa dibandingkan orang dewasa.

Bagi yang memiliki asma, dokter mungkin meresepkan bronkodilator atau obat antiradang untuk mengobati gejala asma akibat kecoa.

  1. Gigitan

Jika di rumah banyak ditemukan kecoa, Anda perlu berhati-hati. Sebab, mereka dapat menggigit kuku, jari kaki, kelopak mata dan bagian lunak dari kulit sehingga mengakibatkan luka.

  1. Masuk ke dalam tubuh

Bahaya kecoa untuk kesehatan manusia yang tak kalah mengerikan adalah mereka dapat masuk ke dalam telinga. Ada beberapa kasus bahwa kecoa berukuran kecil dapat memasuki telinga, mulut, dan hidung saat orang tengah tertidur pulas.

Kecoa kecil dapat masuk ke lubang tubuh dengan mudahnya. Jika hal itu sampai terjadi dapat merusak sistem tubuh manusia dari dalam.

Tips melindungi diri 

  • Menjaga area rumah tetap kering dan tidak lembap.
  • Membersihkan rumah minimal seminggu sekali.
  • Membersihkan furnitur rumah yang jarang dipindahkan minimal setahun sekali.
  • Rutin membersihkan area dapur dan area penyimpanan makanan lainnya, termasuk di balik atau bawah kulkas, kompor, pemanggang roti, dan peralatan yang dapat dipindahkan lainnya.
  • Membersihkan barang-barang yang berantakan di dalam lemari, rak, atau laci.
  • Mengosongkan tempat sampah secara teratur.
  • Membersihkan remahan makanan atau tumpahan minuman dengan segera.
  • Jangan menyimpan sisa makanan di dalam ruangan, termasuk di meja makan.
  • Memastikan tidak ada keran air yang menetes, karena kecoa membutuhkan air untuk hidup.
  • Menyimpan makanan di dalam wadah tertutup.
  • Memperbaiki lubang, retakan, atau celah di lantai, dinding, papan, dan lemari Jangan menumpuk koran, majalah, kardus di mana saja.
  • Menggunakan insektisida sesuai petunjuk yang tertera.

(Bambang Fouristian/berbagai sumber)

Berita Terbaru

spot_img