CINA, FOKUSJabar.id: Negri tirai bambu telah berhasil mencapai titik Final dalam upaya membuat matahari buatan (artificial sun) yang di klaim 10 kali lebih panas dari inti matahari.
Proyek besar matahari buatan tersebut dinamakan Exsperimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST).
Diketahui Reaktor Reaktor buatan tersebut telah mencapai suhu 150 juta derajat Celcius, angka tersebut dinilai telah cukup untuk mempertahankan fusi, itu artinya benda tersebut memiliki panas 10 kali lipat dari inti matahari yang hanya memiliki panas 15 juta derajat Celcius.
Matahari Buatan Cina
Matahari buatan yang berlokasi di Provinsi Sichuan, China tersebut memiliki tinggi hingga 11 Meter dengan Diameter 8 Meter dan berat nya mencapai 360 ribu Kilogram.
Dilansir peoples daily (surat kabar milik partai komunis China) Reaktor HL2M TOKAMAK memanfaatkan Medan magnetik yang sangat kuat untuk meleburkan plasma panas yang bisa mencapai suhu diatas 150 juta derajat Celcius atau 10 kali lebih panas dari inti matahari.
Berlokasi di provinsi Sichuan dan rampung dibangun akhir 2019 kemarin, reaktor fusi nuklir tersebut sering dijuluki matahari buatan karena tingginya suhu serta besarnya energi yang di hasilkan nya.
Baca Juga: Garena Free Fire Gandeng Christiano Ronaldo Sebagai Chrono
“Pengembangan energi fusi nuklir bukan satu satunya cara untuk menjawab kebutuhan energi strategis China, tetapi juga penting untuk pembangunan energi serta ekonomi nasional yang berkelanjutan” jelas peoples daily.
Tim ilmuan dari Institut Fisika Plasma China, menggunakan teknik fusi nuklir yang diolah sedemikian rupa. Reaksi fusi nuklir dilakukan dengan cara sebaliknya yaitu dua atom atau lebih bergabung menjadi satu proses tersebut nantinya akan dilanjutkan menggunakan Tokamak.
Tokamak merupakan alat penting yang digunakan untuk meniru proses fusi nuklir yang secara alamiah terjadi pada matahari dan bintang untuk menghasilkan energi.
Alih alih untuk tujuan destruktif, para ilmuan tersebut memiliki misi mulia dibalik penciptaan matahari buatan terebut.
Pasalnya, pembuatan Matahari buatan tersebut bertujuan untuk memahami fungsi nuklir menggunakannya sebagai sumber alternatif energi di bumi.
Proses pembuatan Matahari buatan tersebut tentunya memakan biaya yang sangat besar, belum diketahui pasti berapa biaya pembuatan Matahari buatan tersebut.
Diketahui proyek serupa yang pernah dikerjakan bersama oleh 7 Negara antara lain China, Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Rusia, Korea Selatan dan Jepang menelan biaya hingga 22,5 Milyar Dollar As atau sekitar Rp 318 Trilyun.
Proyek Reaktor fusi nuklir internasional tersebut bernama Internasional Thermo Nuklir Eksperimental Reaktor (ITENER).
(Fauza/Erwin)