BANDUNG,FOKUSJabar.id: Motor antik BMW R25 tidak tergeser oleh jaman, motor pabrikan asal Jerman ini ramai diburu oleh kolektor. Selain harganya yang memang terus melejit motor ini juga cukup tangguh dikelas motor tua.
Pada awal kemunculannya BWR R25 tahun 1950 motor antik ini menjadi idaman bikers diseluruh dengan spesikasi yang cukup unggul. Seperti dengan motor pabrikan Eropa lainnya BMW R25 ini terlihat sangat kokoh dengan dibekali rangka berbahan baja, dengan diimbangi shock breaker belakang berjenis plunger dan shock breaker upside-down untuk bagian depan. Sementara untuk mesin menggunakan bahan almunium cor.
Diketahui BMW R25 memiliki tiga varian yang perbedaanya tidak cukup mencolok namun masing-masing memiliki keunikan tertentu, yang pertama R25/0 dirilis tahun 1950 dengan diproduksi sekitar 23.400 hingga tahun 1951.
Kemudian yang kedua R25/1 diproduksi antara rentang tahun 1951-1953. Diproduksi sebanyak 38.651 unit R25/1 sering disebut juga dengan kuaci karena memiliki tangki yang lebih kecil dibanding pendahulunya.
Yang terkahir adalah R25/3 diproduksi muali dari tahun 1953-1956 sebanyak 41.700 unit lebih banyak dibanding dengan R25 lainnya sehingga yang sering detemui adalah motor antik BMW R25 keluaran akhir.
Dari sisi dimensi keselurhannya sama yaitu 2.065 x 760 x 730 mm, dengan jarak sumbu roda 1.365 mm. Motor dengan berat kosong 150 kg ini juga dibekali dengan tangki bahan bakar berkapasitas 12 liter yang dilengkapi laci penyimpan perkakas di bagian sampingnya.
Sementar dari dapur pacu motor antik BMW R25/0 dibekali dengan mesin 4-stroke, silinder tunggal, berkapasitas 247cc. Dengan bekal tersebut, motor ini mampu menyemburkan tenaga hingga 12 PS pada putaran 5.600 rpm, serta sanggup melaju hingga kecepatan 95 km/jam.
Kemudian kapasitas mesin BMW R25/1 mesin single cylinder, OHV, berkapasitas 247cc, dengan kompresi rendah hanya 6,5:1. Dengan bekal tersebut, motor ini mampu meletupkan daya hingga 12 PS pada putaran 5.800 rpm, serta sanggup melaju hingga kecepatan 97 km/jam.
Sama dengan yang lain BMW R25/3 juga menggendong mesin berkapasitas 247cc, 4-stroke, single cylinder vertical, OHV, dengan rasio 7,0:1. Dengan bekal tersebut, motor ini mampu meletupkan tenaga hingga 13 PS pada putaran 5.800 rpm, serta sanggup meraih kecepatan maksimal hingga 119 km/jam.
Cara Pemeliharaan Motor Antik
Dengan spesifikasi dan keunggulannya tersebut maka ada perawatan yang harus diperhatikan pada motor yang berusia sekitar 70 tahunan itu. Namun motor antik pabrikan Jerman ini tidak serewel dibanding dengan motor tua lainnya.
Dari segi pemeliharaan tidak berbeda dengan motor tua lainya, selain rutin untuk melakukan pengecekan sisi mesin mulai dari listrikkan hingga pembakaran.
Salah seorang milik motor antik R25 Nuno mengatakan, penggantian pelumas secara rutin adalah hal yang paling penting, kata dia meskipun motor tidak digunakan namun penggantian pelumas harus tetap dilakukan, sebab ada masa kadaluarsa pada pelumas yang digunakan.
“Jadi pada oli mesin itu ada masa waktunya sehingga saya menganti oli secara rutin dalam waktu tiga bulan sekali,” katanya.
Penggantian oli secara rutin ini selain akan merawat mesin agar tetap segar juga menambah performa mesin karena mesin selalu guyur dengan oli yang baru.
Nuno mengingatkan, dalam penggantian suku cadang diusahakan menggunakan yang asli, jangan sampai menggunakan suku cadang motor Jepang. Lanjut dia, meskipun bisa dicocokan namun akan berisiko merusak suku cadang lain.
“Lebih baik menggunakan part asli karena lebih maksimal, mesikpun mahal namun motor akan menpatkan performa terbaiknya. Sekarang barang impor mudah didapat sekali pun dari Eropa langsung,” kata dia.
Pemilihan bahan bakar pun menjadi faktor yang cukup harus dipertimbangkan, kata Nuno, bahan bakar ini jika salah akan malah merusak bagian tertentu dalam mesin misalnya karburator karena sisa pembakaran akan mengerak.
BACA JUGA: BMW F 900 Resmi Dirilis dengan Harga Rp380 Juta
“Kalau bisa pilih BBM yang tidak mengerak ke karburator, karena bisa mempengaruhi juga pada yang lainnya,” kata Nuno yang juga Virgin Member Bikers Brotherhood 1% MC.
Yang tidak kalah penting adalah membersihkan motor secara rutin dan berkala terlebih jika motor yang terparkir di garasi tidak ditutup, debu yang menempel malah akan membuat cat rusak. Terlebih jika motor sudah digunakan kemudian ada cipratan air yang nempel pada bodi motor maka harus segera keringkan.
“Debu dan cipratan air akan merusakan cat bagkan akan menjadi karat di part-part tertentu,” katanya.
Nuno mengaku, selama menggunakan motor antik BMW R25 bertahun-tahun dengan jarak yang jauh bahkan lebih dari 100Km. Kata dia tidak pernah terjadi kendala yang berarti selama perjalanan.
“Karena pewartawan mesin secara berkala jadi ketika saat digunakan jauh sekalipun tidak terjadi masalah,” kata dia.
Bagi pehobi motor antik wajib memiliki BMW R25, karena ketangguhan dan keunikan motor ini jarang terdapat pada motor antik Eropa lainya.
(Antik)