BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, mengakui jika Indonesia memiliki banyak pemain potensial, hanya saja ada kendala yang membuat pemain tersebut sulit berkembang.
Menurut pelatih Persib asal Belanda ini, salah satu kendala yang membuat pemain muda potensial di Indonesia sulit berkembang yakni fasilitas latihan yang kurang memadai, padahal hal tersebut menjadi salah satu modal.
Sulitnya mengembangkan pemain potensial menurutnya, tak hanya dialami oleh Indonesia saja. Namun, beberapa negara di Asia Tenggara menurutnya memiliki masalah yang sama.
“Indonesia sebenarnya memiliki banyak talenta pesepak bola berbakat. Tapi, kami punya masalah kurangnya fasilitas latihan yang bagus. Tapi itu bukan hanya masalah yang terjadi di Indonesia, tetapi di Asia Tenggara,” kata Robert Alberts, Selasa (16/6/2020).
Mantan pelatih PSM Makassar ini menambahkan, perkembangan sepak bola terutama di Eropa sangat pesat. Pasalnya, mereka didukung dengan teknologi dan fasilitas yang memadai untuk mengembangkan potensi pemain.
“Sementara di belahan dunia lain (negara-negara maju), mereka sudah menerapkan sepakbola modern, teknologi baru digunakan dan fasilitas baru juga dikembangkan, bisa dilihat sekarang fasilitas latihannya sangat bagus dan mayoritas negara Asia khususnya Asia Tenggara tertinggal dari mereka,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pelatih Persib Optimistis Pemainnya Bisa Berlatih Maksimal
Selain itu, pemain muda di Indonesia memiliki pengalaman bertanding yang minim, lantaran sangat jarang ada kompetisi regulis di usia muda. Sedangkan, di Eropa sistem kompetisi usia muda sering digelar.
“Contohnya ketika saya sedang melatih Malaysia U-16 di kejuaraan dunia, kami bermain melawan tim seperti PSV Eindhoven, Chelsea dan yang lain. Ketika saya membandingkan dengan tim saya, misal dengan Chelsea, mereka ada banyak pengalaman bermain di laga yang kompetitif,” ungkapnya.
“Karena seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika di Ajax, saya mulai bermain di level kompetitif sejak usia 12 tahun. Pemain ini setidaknya sudah bermain di 30-40 laga kompetitif sejak usia 12-14. Sedangkan untuk pemain di Indonesia dan Asia Tenggara, kami tidak punya sistem seperti itu,” jelasnya.
(Arif/As)