JAKARTA, FOKUSJabar.id: Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei sosial demografi terkait dampak Covid-19. Hasil survei menunjukkan, perempuan di Indonesia lebih baik dalam melakukan protokol kesehatan pencegahan coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Hasil tersebut terungkap dalam webminar Membedah Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19: Pengaruhnya pada Perilaku dan Produktivitas Penduduk yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Kasubdit Indikator Statistik BPS, Windhiarso Ponco Adi Putranto memaparkan perbandingan perilaku antara laki-laki dan perempuan terhadap 13 indikator imbauan pemerintah tentang protokol pencegahan Covid-19.
Berdasarkan hasil survei terhadap 87.379 responden dengan kelompok umur 17 tahun ke atas, 88 persen perempuan yang dalam ‘self-assessment’-nya memahami pengetahuan jaga jarak. Sedangkan laki-laki hanya 85 persen.
BACA JUGA: Reisa Broto Asmoro Ungkap Tantangan Terbesar di Tim Gugus Tugas Covid-19
Selanjutnya, 77 persen responden perempuan tetap tinggal di rumah guna menghindari terinfeksi SAR-CoV-2. Lebih baik dibanding laki-laki untuk tetap tinggal di rumah selama pandemi yang hanya 67 persen.
“Tentu ada banyak alasan latar belakang ini, kecenderungan kepala rumah tangga kerja di luar rumah,” terang Windhiarso.
Lalu terdapat 89 persen perempuan yang mengikuti protokol penggunaan masker. Sedangkan laki-laki hanya 77 persen. Kemudian ada 16 persen perempuan menggunakan sarung tangan, dan 12 persen laki-laki menggunakannya.
Untuk penggunaan hand sanitizer, 69 persen perempuan merespons dan 60 persen responden laki-laki menggunakannya. Lalu 85 persen perempuan menjawab mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun, sedangkan laki-laki hanya 76 persen.
Jika 59 persen perempuan mengatakan menghindari menyentuh wajah maka hanya 46 persen laki-laki yang melakukannya. Sementara 87 persen perempuan menghindari berjabat tangan, tapi hanya 73 persen laki-laki yang melakukan hal sama.
Survei BPS tersebut menunjukkan 82 persen koresponden perempuan menghindari pertemuan atau antrean, sedangkan laki-laki hanya 73 persen melakukan hal sama. Selain itu, ada 70 persen perempuan yang menghindari menyentuh benda di area publik dan hanya 59 persen laki-laki melakukan hal sama.
Survei juga menunjukkan, 85 persen perempuan menghindari transportasi umum. Sementara laki-laki 80 persen. 67 persen perempuan menerapkan jaga jarak 1-2 meter di luar rumah, hanya 60 persen laki-laki melakukan itu.
Terdapat 82 persen perempuan yang memberitahu jika bergejala sakit. Dan 72 persen responden laki-laki melakukan hal sama.
“Tentang protokol pencegahan Covid-19 ternyata responden perempuannya lebih baik berperilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan protokol pencegahan Covid-19 dibanding laki-laki. Dalam ‘self assessment’ mereka dari skala 0-10, saya kategorikan 0-4 tidak baik, 5-7 sedang, 8-10 baik dan yang disini disajikan yang baik,” tegasnya.
Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik BPS, Ali Said mengatakan tujuan survei ada tiga. Yakni mendapatkan data statistik cepat dampak Covid-19, menggali perilaku masyarakat terkait penanganan Covid-19, serta mendapatkan gambaran sosial ekonomi masyarakat terdampak Covid-19.
Pada survei tersebut, ia mengatakan non probability sampling yang dipilih. Alasannya, karena ingin memperoleh respons cepat dengan dana terbatas di tengah sulitnya akses pada responden di tengah pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dari lima jenis metode non probability pada survei kali ini, BPS memilih menggunakan convenience sampling, self selection dan snowballing sampling.
(ars/ant)