CIAMIS, FOKUSJabar.id: Sementara yang lain memaksa mudik pulang kampung, meski dilarang pemerintah, namun nasib orang-orang asal Jabar yang bertahan di Jakarta mengenaskan.
Diinformasikan, di Jakarta mereka tidak tersentuh bantuan terdampak Covid-19 karena tidak ber KTP DKI Jakarta.
Masih untung, mereka bisa makan dari sisa perbekalan yang mulai menipis, dan bantuan dari tetangga. Itupun kalau ada, dan tidak setiap hari ada tentangga memberi bantuan pangan.
Baca juga: Update Covid-19: 54 PDP Masih Dirawat di RSHS
Ini diceritakan Ida Royani asal Kabupaten Ciamis Jawa Barat, adalah seorang buruh harian yang ngontrak di Jalan H Abu Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Dia mengeluh kepada putranya di Ciamis melalui pesan WhatsApp.Jaba
Dalam pesan itu Ida menyebut dia ber KTP Ciamis Jabar sehingga tidak tersentuh bantuan pemerintah DKI, padahal sama-sama terdampak corona.
“Ibu mah didieu, teu kenging bantosan da KTP na sanes KTP DKI, jaba tos teu kerja a. Mamah mam sa dibanto-antos ku tatangga,” kata Ida dalam video. (Ibu disini tidak dapat bantuan karena KTP bukan KTP DKI, saya sudah gak kerja, untuk makan sedibantunya tetangga.red)
“Saurna aya kanggo nu teu mudik. Tapi duka RT na teu puruneun ngalereskeun, saurna kedah KTP DKI,” katanya. (Katanya ada buat yang tidak mudik, tapi gak tahu RT nya gak mau ngurus, katanya harua KTP DKI)
Dilematis, memilih mudik stigma pemudik zona merah di kampung halaman sudah berebeda. Terlebih pemerintah sudah memantau ketat pergerkaan para pemudik dari Jakarta.
“Bingung, di dieu wae kieu, saurna uih genan dipencrong kena ku warga, kudu kumaha ibu A, atuh teu tiasa uih ge gaduh gaduh kanggo bekel,” ucap Ibu dari tiga anak yang sampai saat ini masih bertahan di Jakarta. (Bingung disini aja begini, katanya kalau pulang pun disorot sama warga di kampung, harua gimana ibu, gak bisa pulang juga asal ada buat bekalnya).
Tidak hanya warga Jabar, warga Jawa Tengah yang terjebak keadaan susah juga banyak di kontrakan Ida.
Kasiti warga Banyumas Jawa Tengah, pun mengaku bingung. Bagaimana menjalani hari-hari ke depan ditengah perbekalan habis, sudah tidak kerja, dan tidak mendapat bantuan pemerintah.
Mereka berharap kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk tidak diam saja. Seharusnya memperhatikan nasib mereka di perantauan yang patuh mengikuti anjuran pemerintah, tidak mudik.
Kasiti juga meminta, Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan tindakan untuk menjamin kehidupan mereka menjalani hari-hari di tengah pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta.
(DH)