Senin 9 Desember 2024

Pemilihan Ketua Golkar Jabar Pada Musda X Diprediksi Kembali Aklamasi

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemilihan ketua DPD Golkar Jabar periode 2020-2025 diprediksi kembali diputuskan secara aklamasi. Hal tersebut dianggap sudah menjadi bagian tradisi Golkar Jabar sebagai bentuk antisipasi praktik politik uang.

Pada periode sebelumnya ketika Golkar Jabar dipimpin Irianto MS Syafiudin atau yang akrab dipanggil Yance hingga Dedi Mulyadi proses pemilihan selalu dengan pola aklamasi.

Peneliti CSI (Center Survey Independen) Hadi Saiful Rizal menuturkan, dari dua kali musyawarah daerah (Musda), pemilihan ketua partai Golkar Jabar selalu melalui aklamasi dan sudah menjadi tradisi. Santer dikabarkan, di internal Golkar Jabar sudah bersepakat menetapkan Sekretaris DPD Golkar Jabar, Ade Barkah Surahman. Penetapan tersebut mengarah pada kesepakatan mengangkat Wakil Ketua DPRD Jawa Barat tersebut menjadi suksesor Dedi Mulyadi.

Menurut Hadi, mekanisme aklamasi dimaksudkan untuk menangkal politik uang, politik transaksional atau politik ‘dagang sapi’. Sebab, indikator aklamasi selalu menandakan kesamaan visi, misi serta program partai, bukan nilai transaksi.

“Mekanisme ini saya kira sengaja diadopsi agar tidak ada transaksi politik. Pertama, karena memang kontribusi nyata Ade Barkah untuk Golkar Jabar sudah sangat nyata. Kedua, ada penjagaan positioning untuk kestabilan gerakan partai,” kata Hadi saat dihubungi Rabu (26/02/2020).

Kendati demikian, Hadi menjelaskan, akan terdapat unsur pembeda antara Ade Barkah dan pendahulunya, Dedi Mulyadi. Unsur tersebut kelak terlihat dari pola kepemimpinan dan isu yang dibangun untuk Jawa Barat.

Selama ini, Dedi Mulyadi mengedepankan isu kebudayaan dalam berbagai kesempatan. Termasuk, saat memimpin Golkar Jawa Barat di medio lima tahun terakhir. Sementara, Ade Barkah menurut dia, terlihat memiliki kepedulian lebih terhadap isu religius. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang dirinya yang berasal dari Kabupaten Cianjur.

“Aspek ke-Islam-an (religiusitas) di Cianjur terasa lebih kental. Ini modal buat Kang AB untuk memimpin Gokar Jabar. Tentu saja, sifatnya meneruskan karena pola baik AB maupun DM harus berdasarkan AD/ART Partai,” ujarnya.

Sementara itu kepatuhan terhadap AD/ART Partai, menurut Hadi, akan menciptakan penerimaan dari kader Golkar di Jawa Barat. Meskipun, dirinya tidak menampik, akseptabilitas itu masih dipengaruhi oleh Dedi Mulyadi sebagai pendahulu.

“Golkar itu kan partai modern, kepatuhan terhadap AD/ART sangat penting. Ini akan menimbulkan penerimaan kader terhadap apapun keputusan Musda Golkar nanti. Kalaupun ada perbedaan persepsi, itu bisa diatasi dengan sikap akomodatif,” katanya.

Saat ditanya tentang prediksi perolehan suara Golkar di DPRD Jawa Barat pada tahun 2024 nanti, Hadi enggan berkomentar. Menurut dia, kinerja dan pola kepemimpinan Ade Barkah selama lima tahun ke depan akan menjawab pertanyaan tersebut.

“Saya belum bisa menjawab ini karena nanti berkaitan dengan kinerja partai secara holistik,” tegasnya.

(As/ars)

Berita Terbaru

spot_img