BANDUNG, FOKUSJabar.id: Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi pimpin Sidak ke Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta, Kamis (23/1/2020) siang, dalam sidak tersebut pihaknya menemukan sampah impor.
Sedikitnya 70 kontrainer sampah kiriman dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang diimpor oleh PT New Harvestindo Internasional.
Dedi mengatakan, jumlah tersebut cukup besar terlebih akan ada lagi kiriman sampah yang masuk ke Tanjungpriok sebanyak 1.015 kontrainer. Maka harus segera di antisipasi karena hal ini merupakan pelanggaran berat.
“Kami menuntut pemerintah untuk segera mengembalikan sampah impor itu ke negara asalnya,” kata Dedi Mulyadi, melalui ponselnya, Kamis (23/1/2020).
Dalam kesempatan itu, anggota Komisi IV DPR RI sempat mendatangi kantor PT Sucofindo untuk menanyakan mengapa sampah impor bisa lolos ke Indonesia.
Pihak PT Sucofindo, kata Dedi, sempat memberikan penjelasan yang berbelit-belit sebelum akhirnya mengakui bahwa barang dalam kontainer itu adalah sampah.
“Dalam Permendag yang boleh diimpor itu barang bersih, seperti plastik dan sejenisnya, bukan sampah,” kata Dedi.
Menurut Dedi, fenomena impor sampah ini sangat memperihatinkan. Terlebih sebelumnya sudah mencuat kasus di Sidoardjo, Jawa Timur, dimana sampah impor dijadikan bahan bakar untuk memproduksi tahu.
“Asap pembakaran dari sampah impor itu sangat mencemari lingkungan. Selain polusi udara, tetesan sisa pembakaran itu dimakan ayam dan membuat telur yang dihasilkan oleh ayam itu jadi tercemar bahan kimia. Ini sangat berbahaya,” tutur Dedi. (Anthik/Deni)*