BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Hoki Indonesia (FHI) Jawa Barat berharap polemik kepengurusan KONI Jabar di bawah kepemimpinan Ahmad Saefudin bisa secepatnya diselesaikan. Hal ini berimbas pada program kerja yang disusun dalam mempersiapkan atlet menuju babak kualifikasi sebagai pintu pertama untuk bisa berlaga pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Papua.
Ketua Umum Pengprov FHI Jabar Brigjend (TNI) Dwi Jati Utomo menuturkan, pada bulan Maret 2019 ini seharusnya pelatda tim hoki Jabar sudah mulai memasuki pemusatan latihan atau training center (TC). Baik bagi komposisi tim hoki indoor maupun tim hoki outdoor.
“Sebenarnya kita sudah menyiapkan untuk pemanggilan atlet yang akan kita seleksi untuk pembentukan tim hoki Jabar, baik indoor maupun outdoor. Namun semuanya mandeg karena belum adanya anggaran sebagai akibat polemik yang terjadi saat ini,” kata Dwi saat ditemui di ruang kerjanya, markas komando (mako) Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) TNI AD, Jalan Baros, Kota Cimahi, Jumat (8/3/2019).
Untuk pelaksanaan seleksi daerah (selekda) tim Hoki Jabar, lanjut Dwi, sebelumnya akan dilakukan pada bulan Februari 2019 lalu. Dengan demikian, pada bulan Maret 2019 ini, bisa digelar TC pelaksanaan pelatda tim HOKI Jabar untuk persiapan menghadapi babak kualifikasi yang rencananya akan digelar pada Agustus 2019 di Surabaya, Jatim.
“Kita pun sudah merancang atlet yang akan masuk dalam komposisi tim, yakni 16 atlet putra dan 16 atlet putri di tim hoki indoor, serta 16 atlet putra dan 16 atlet putri di tim hoki outdoor. Namun semua mandeg karena semuanya butuh biaya tidak sedikit. Bahkan berdasarkan perhitungan kami sekitar Rp1 milyar. Semoga saja di bulan Maret 2019 ini Selekda bisa digelar, sehingga TC bisa dimulai pada April 2019,” terang Komandan Pussenarmed TNI AD tersebut.
Meski atlet hoki Jabar sudah cukup mumpuni dari sisi kualitas teknik, namun Dwi menilai pelaksanaan TC sangat diperlukan untuk mengasah kekompakan tim. Tak hanya itu, babak kualifikasi menjadi satu-satunya pintu untuk bisa tampil pada PON XX tahun 2020 di Papua.
“Kita ingin mempertahankan prestasi di PON XIX dengan raihan 2 emas dan 2 perunggu, atau bahkan melampauinya. Jadi persiapan untuk babak kualifikasi harus matang karena tidak bisa kekompakan tim dibangun dalam waktu singkat. Daerah pesaing seperti DKI Jakarta dan Jatim sudah menggelar persiapan sejak lama,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya sangat berharap polemik yang sekarang masih terus ‘menghantui’ kepengurusan KONI Jabar dan menyebabkan anggaran dana hibah tidak turun, secepatnya selesai. Pasalnya, untuk bisa melaksanakan program yang sudah disusun menuju PON XX tahun 2020 tersebut dibutuhkan biaya dari bantuan dana hibah dari Pemprov Jabar melalui KONI Jabar.
“Tolong lah secepatnya diselesaikan polemik ini. Kita para cabor kan tujuannya ingin mempersembahkan prestasi dan mendukung Jabar Juara Lahir Bathin yang didengungkan Pak Gubernur Ridwan Kamil. Kalau kita tidak mempersiapkan sejak sekarang, kapan lagi. Toh, Pak Ahmad (Saefudin) juga sekarang sudah bukan pejabat struktural lagi,” pungkasnya.
(Ageng/LIN)