BOGOR,FOKUSJabar.id: Guntur Wicaksono akhirnya dipastikan gagal berlaga pada ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII Jabar tahun 2018 di cabang olahraga karate. Mantan atlet karate PON XIX/2016 yang bermain di kelas +84 kg itu tidak didaftarkan Kabupaten Bogor sebagai daerah asalnya maupun oleh kota/kabupaten lain.
Dewan Wasit cabang olahraga Karate Porda XIII Jabar, Haefendri Putih menuturkan, nama Guntur Wicaksono tidak terdaftar di Porda XIII Jabar cabang olahraga karate. Batas akhir pendaftaran nama atlet di cabang olahraga karate Porda XIII Jabar tahun 2018 sendiri, dilakukan pada saat pra technical meeting yang digelar Pengprov FORKI Jabar di Aula Koni Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, akhir September 2018 lalu.
“Pada technical meeting kali ini, tinggal drawing atlet di setiap kelas. Jadi tidak ada pendaftaran nama atlet dari Kota dan kabupaten lagi,” ujar Haefendri saat ditemui di sela-sela pelaksanaan technical meeting yang digelar di komplek stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (11/10/2018).
BACA JUGA:
Lawan Bali United, Bojan Hodak: Kami akan Bermain dengan Kekuatan Terbaik
Haefendri menambahkan, pada saat pra technical meeting sendiri ada beberapa nama atlet yang didaftarkan kota/kabupaten peserta melalui jalur atlet prestasi/potensial atau wildcard. Sehingga, pada saat technical meeting digelar, atlet yang bersangkutan masuk daftar drawing dan bisa berlaga di Porda XIII Jabar.
“Kabupaten Bogor pun sebenarnya bisa melakukan itu karena Guntur sendiri kami lihat punya potensi dan prestasi sebagai eks atlet PON XIX. Sekarang tinggal bagaimana (FORKI) Kabupaten Bogor memberikan solusi bagi Guntur karena sangat disayangkan kalau yang bersangkutan tidak berlaga di Porda XIII. Dia sendiri pasti sakit hati karena sebelumnya pernah diberikan harapan untuk bermain di Porda XIII Jabar oleh Kabupaten Bogor,” tegasnya.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov FORKI Jabar, Arief Hadiana sangat menyayangkan atlet sekelas Guntur Wicaksono gagal berlaga di Porda XIII Jabar karena kepentingan personal di kepengurusan FORKI Kabupaten Bogor. Apalagi yang bersangkutan, masih merupakan salah satu atlet terbaik di kelasnya yakni kumite +84 kg putra.
“Ini dibuktikan saat yang bersangkutan berhasil menjadi juara pada Kejurnas Piala Panglima TNI baru-baru ini. Bahkan kalau dilihat dari potensi medali, yang bersangkutan punya peluang lebih besar dibandingkan penggantinya,” ujar Arief.
Pada Porda XIII Jabar tahun 2018, lanjut Arief, pihaknya menerapkan aturan khusus terkait pendaftaran atlet. Dimana, atlet-atlet yang memiliki potensi, atlet berprestasi, dan atau atlet eks PON XIX memiliki keuntungan bisa berlaga di Porda XIII Jabar dengan tidak melewati babak kualifikasi.
“Ini kita lakukan untuk menjaga atlet potensial dan berprestasi yang kita miliki ini tidak hengkang ke provinsi lain karena Porda XIII Jabar ini menjadi cikal bakal persiapan FORKI Jabar untuk mempertahankan titel juara umum di PON XX tahun 2020 di Papua. Dan atlet berprestasi dan potensial tersebut, kami wadahi dalam kerangka pelatda PON XX cabang olahraga karate dengan jumlah 400 persen untuk menghadapi babak kualifikasi yang rencananya digelar April 2019 mendatang,” pungkasnya.
(ageng)