ARAB SAUDI, FOKUSJabar.id: Kaum Feminis Arab Saudi meluncurkan siaran radio online. Radio itu diluncurkan untuk mengampanyekan hak-hak perempuan yang lebih luas lagi di Arab Saudi. Dengan diiringi musik melankolis, penyiar Nsawya FM (Feminisme FM) membahas masalah kekerasan dalam rumah tangga di kerajaan itu.
Suara sang penyiar bergetar ketika dia membahas nasib Sarah, seorang perempuan yang dikatakannya dibunuh oleh seorang kerabat laki-lakinya.
“Impian Sarah kandas setelah ditembak dengan lima peluru oleh saudara laki-lakinya yang berumur 22 tahun, meskipun ia sudah resmi bertunangan dengan persetujuan orang tuanya,” tutur Ashtar, 27 tahun, kepada BBC Arab melalui telepon.
Ia menggunakan nama samaran yang terinspirasi oleh dewi cinta dan perang dari Mesopotamia.
Sang penyiar juga menceritakan kisah Hanan Shahri, yang dilaporkan bunuh diri pada tahun 2013, setelah kakak dan pamannya diduga memukulinya, mereka tak mengizinkan Hanan menikahi tunangannya.
Kasus-kasus seperti itu, ujar Ashtar, “hanyalah puncak gunung es”, seperti dikutip Detik
Ashtar mengatakan, awalnya mereka tidak terlalu membayangkan bisa memperoleh banyak pendengar. Dan tujuan mereka sebenarnya adalah mencapai “pertumbuhan bertahap” karena program mereka adalah menyebarkan kesadaran tentang hak-hak perempuan.
“Kami memulai proyek ini untuk sekadar mengabadikan fase ini sebagai sejarah, sehingga orang-orang akan tahu kami nyata, kami memang ada,” jelas Ashtar, yang tidak ingin mengungkapkan jati dirinya, meskipun tinggal di luar Arab Saudi karena ia takut ada tindakan balas dendam.
“Otoritas Saudi bisa melarang Twitter kapan saja dan gagasan-gagasan kami akan lenyap. Padahal radio memberi kami kesempatan untuk merekam semua program dan menyiarkannya di platform lain,” tambahnya.
Dalam dua minggu terakhir, stasiun radio itu menyiarkan dua program selama satu jam dengan hanya menggunakan mikrofon, laptop dengan perangkat lunak penyuntingan dan siaran langsung audio dari situs web streaming, Mixlr.
(Agung)