DEPOK, FOKUSJabar.id: Debat kedua Pilgub Jabar di Balairung UI, Senin (14/5/2018) malam cukup panas. Berkali- kali para peserta debat kipas-kipas dengan kertas. Bahkan Deddy Mizwar berkali- kali menyatakan bahwa debat cagub kali ini adalah debat terpanas yang pernah dia ikuti.
Sesi terpanas yang dimaksud Deddy Mizwar adalah saat sesi interaktif, dimana paslon berhadapan dengan paslon lain, dan saling melempar pertanyaan, serta mendebat jawabannya.
Ketika paslon Hasanah, TB Hasanuddin berhadapan dengan Rindu, dia menanyakan persoalan banjir Bandung yang terus terjadi, alih fungsi lahan, izin pemukiman bodong, penggunaan air tanah yang luar biasa tanpa aturan, hingga tol air.
Menjawab pertanyaan tersebut Ridwan Kamil menyatakan bahwa masalah Pasteur sudah dikerjakan sejak Oktober. Menurut dia, gubernur yang harus koordinasi terkait penyelesaian masalah cekungan Bandung. Harus ada badan koordinasi yang menyeleraskan pembangunan di kota Bandung.
“Sehebat-hebatnya engeneering, tapi kalau bukitnya tidak diurus, persoalan banjir di Kota Bandung tidak selesai. Soal izin bangunan, 10 apartemen saya tolak izinnya karena menyalahi tata ruang,” kata Ridwan.
Cawagub nomor urut 2 Anton Charliyan pun memberikan pertanyaan yang menegaskan kegagalan Ridwan Kamil mencegah banjir. Dia mencontohkan banjir yang terjadi di Cibaduyut.
“Saya bicara pakai data. Data menyebutkan 62 persen Bandung gagal tangani banjir. Dari tiga titik banjir, sekarang jadi 26 titik banjir. Banyak taman kok malah sering banjir,” tukasnya.
Selain Hasanah, Paslon Asyik (Sudrajat -Ahmad Syaiku) melemparkan pertanyaan kepada paslon Rindu, terkait banjir bandang yang terjadi justru saat Ridwan Kamil membangun taman. Syaikhu mempertanyakan apa kendala di Kota Bandung sehingga banjir terjadi.
Menjawab pertanyaan itu, Ridwan menyebut bahwa yang bisa dilakukan adalah lapor ke gubernur agar menegur kepala daerah yang lainnya.
“Di sinilah pentingnya Pak RT (Emil menganalogikan RT adalah Gubernur),” kata dia.
(LIN)