BANDUNG, FOKUSJabar.id: Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP di Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung anggarkan sekitar Rp55 milyar. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan sekitar 5000 laptop dan 85 persen.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Elih Sudiapermana menuturkan, kesiapan secara teknis tersebut diharapkan mampu menstabilkan kemampuan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan ujian nasional berbasis komputer ini. Dari total laptop yang disiapkan tersebut, sebagian sudah dibagikan lebih awal ke sekolah-sekolah dan sebagian besar lagi disiapkan sebagai cadangan.
“Selain itu, di setiap sekolah, kita menyiapkan tenaga teknisi yang siap dalam segala hal selama ujian berlangsung. Dan setiap sekolah pun menyiapkan komputer cadangan jika ada masalah teknis. Dengan persiapan yang matang ini, kita harapkan pelaksanaan UNBK SMP di Kota Bandung tahun ini berjalan lancar,” ujar Elih saat ditemui saat memantau pelaksanaan pelaksanaan UNBK tingkat SMP di Kota Bandung pada hari pertama di SMP 2 Bandung, Jalan Sumatera Kota Bandung, Senin (23/4/2018).
BACA JUGA: Jelang UNBK, SMAN 3 Bandung Gelar Try Out Bersama
Untuk pelaksanaan UNBK SMP tahun 2018, Kota Bandung menargetkan 100 persen kelulusan dan pelaksanaan. Berbagai kesiapan teknis yang sudah dilakukan Pemkot Bandung ditambah kesiapan siswa, diharapkan target tersebut bisa tercapai.
“Secara teknis, dari hasil pemantauan hari ini, setiap komputer lancar dan tidak ada gangguan teknis. Selain itu, para siswa pun sudah siap menjalani UN dengan basis teknologi ini. Pengawasan selama ujian pun dilakukan dengan lebih mengedepankan kenyamanan suasana sehingga siswa lebih tenang menjalani ujian,” terangnya.
Terkait persentase soal ujian, Elin menambahkan jika soal yang diujikan bersifat merentang. Mulai dari soal ujian yang mudah, sedang hingga yang sulit.
”Komposisinya sudah ditentukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik Balitbang Kemendikbud). Biasanya proporsinya itu sekitar 20 sampai 30 persen merupakan soal sulit, 60 persen dengan tingkat kesulitan sedang, dan 10-20 persen dengan tingkat kesulitan mudah atau ringan,” pungkasnya.
(ageng)