Senin 9 Desember 2024

Banyak Masyarakat yang Keliru Bedakan DBD dan DHF, Ini Kata Dinkes Pangandaran 

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pangandaran (Dinkes) Kabupaten Pangandaran, dr. Rina Veriyani mengatakan, banyak masyarakat yang keliru mengenali penyakit demam berdarah (DBD) dengan demam Dengue Haemoragic Fever (DHF).

Ia menjelaskan, kedua penyakit tersebut memiliki gejala yang sama, akan tetapi DHF bukan kategori demam berdarah.

Baca Juga: Banyak yang Minat Adopsi Bayi yang Dibuang Ibunya di Pangandaran

“Memang betul nyamuk yang sama, keluhan yang sama, sakitnya pun sama, hanya yang membedakan kalau DBD itu ada perdarahan. Entah itu ada mimisan atau gusi berdarah, nah itu baru disebut DBD,” kata dr. Rina di ruang kerjanya Rabu, (13/11/2024).

Menurutnya, kepastian penyakit DBD harus melalui pemeriksaan Non Struktural protein (NS1). Selain itu, pemeriksaan IgG IgM harus memenuhi syarat.

“Nah kalau itu (NS1 dan IgG IgM) postif, baru ini benar DBD. Tapi kalau belum sampai perdarahan belum dikatakan DBD,” jelasnya.

Maka dari itu, ia mengatakan, laporan di dinas kesehatan terkait data yang terjangkit DBD akan berbeda dengan data DBD yang di sebutkan dari masyarakat.

“Kadang-kadang laporan ke kami dinas kesehatan, katanya di masyarakat banyak banget DBD. Padahal data yang masuk ke kita engga banyak, karena masih di demam Dengue belum sampai perdarahan,” ungkapnya.

Kepala Dinas kesehatan kabupaten Pangandaran, Yadi sukmayadi menambahkan, masyarakat harus memahami terkait dengan perbedaan penyakit tersebut.

“Karena kalau orang kesehatan mengatakan itu DBD, itu sudah betul-betul lengkap. Lengkap dari sisi klinisnya maupun sisi pemeriksaan penunjang yang lainya,” kata dia.

“Karena, untuk mendiagnosa DBD itu tidak mudah. Tidak semudah seperti apa yang selama ini beredar di masyarakat,” kata Yadi menambahkan.

(Sajidin/Irfansyahriza)

Berita Terbaru

spot_img