Kamis 12 Desember 2024

Bio Farma Menjadi Fasilitas Rujukan Program Fellowship OIC Comstech

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bio Farma, dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjadi fasilitas rujukan bagi 10 delegasi dari negara-negara OIC dalam program Fellowship OIC Comstech mulai 4 hingga 12 Juli 2024 di Bandung. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan dalam pengembangan dan produksi vaksin.

Pada 1 Juli 2024, Bio Farma secara resmi membuka Workshop on Vaccine and Virology serta menggelar upacara pembukaan untuk Batch ke-3 Program Fellowship Indonesia – COMSTECH dalam Riset dan Pelatihan Lanjutan di Virologi dan Teknologi Vaksin.

Acara tersebut menandai komitmen Indonesia dalam meningkatkan akses terhadap produk farmasi dan bioteknologi. Khususnya dalam konteks menghadapi potensi pandemi di masa mendatang.

BACA JUGA: Bio Farma Siap Distribusikan VGR ke Seluruh Indonesia

Bio Farma
Bio Farma Ditunjuk Kemenkes Menjadi Fasilitas Rujukan 10 Delegasi Negara OKI belakar Vaksin (dok Bio Farma)

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengembangkan industri kesehatan.

“Ketika menghadapi masa pandemi, kita belajar bahwa kita perlu fokus menutup kesenjangan yang disebabkan oleh minimnya produsen vaksin di dunia agar dapat meningkatkan akses produk vaksin,” kata Budi.

Dirut Bio Farma Shadiq Akasya merasa terhormat, perusahaan kembali menjadi rujukan bagi delegasi dari beberapa negara OIC untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan vaksin serta bioteknologi.

“Ini tahun ketiga kami menerima delegasi dari Program Fellowship OIC Comstech. Semoga kegiatan ini juga memperkuat kerjasama antar negara sahabat,” kata Shadiq.

Program fellowship ini juga bagian komitmen Bio Farma dalam mendukung program Kemenkes sebagai Center of Excellence (CoE) produk bioteknologi dan vaksin bagi negara-negara OKI dalam membangun kemandirian produksi vaksin.

BACA JUGA:

Gas Bocor Didiga Penyebab Kebakaran Rumah di Welasari Ciamis

Sementara itu, Direktur Produksi & Supply Chain Bio Farma, Iin Susanti menyebut bahwa kegiatan hari ini menjadi momentum bagi program Diplomasi Kesehatan Indonesia.

Terlebih negara-negara OIC memiliki tujuan sama, yakni mencapai ilmu pengetahuan tentang vaksin, penelitian dan pengembangan produk bioteknologi. Begitupun dengan produksi produk bioteknologi serta bagaimana mengembangkan dan memproduksi vaksin halal dan aman.

“Ke depan, kita berharap peserta bisa juga berasal dari National Regulatory Autthority (NRA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan. Kita dorong kerjasama reliance dalam registrasi produk guna meningkatkan efisiensi regulatory oversight obat, termasuk vaksin antara Indonesia dan negara negara OKI,” kata dia.

Kegiatan akan mencakup berbagai materi seperti virologi, dan pengembangan vaksin. Kemudian bioteknologi, serta praktik manufaktur yang baik dalam produksi vaksin.

BACA JUGA:

BPBD Ciamis Turun ke Sungai Citanduy Mencari Korban Hanyut

Para peserta akan dilibatkan dalam pembuatan vaksin halal dan pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk distribusi vaksin lebih efektif.

Setelah menyelesaikan tahap di Bio Farma, para peserta akan melanjutkan pelatihan di Laboratorium Sentral Unpad di Jatinangor. Sehingga tidak hanya memperkuat kapasitas teknis peserta, juga memperdalam kerjasama internasional dalam regulasi produk kesehatan.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img