BANDUNG,FOKUSJabar.id: PT Bio Farma menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi medis global terkemuka dari Amerika Becton Dickinson and Company (BD).
Kerjasama ini dilakukan guna memerangi tuberkulosis (TB) dengan menyediakan akses terhadap portofolio diagnostik TBC inovatif BD dan menjalin sebuah kemitraan untuk mengoptimalkan rantai pasokan solusi TBC di Indonesia.
Saat ini lebih dari satu juta kasus TBC setiap tahunnya. Indonesia mempunyai beban penyakit TBC tertinggi kedua di dunia.
Sebelum pandemi global Covid-19 terjadi, TBC merupakan penyebab utama kematian akibat satu agen infeksius di negara ini.
TBC resistan terhadap salah satu atau kedua obat lini pertama yang biasanya digunakan dalam pengobatan, rifampisin (RIF) dan isoniazid (INH).
Rintangan dalam upaya memberantas penyakit ini, karena pasien TBC yang resistan terhadap obat memerlukan pengobatan yang berbeda.
Jika tidak diidentifikasi secara dini dan diobati dengan tepat, pengobatan mungkin tidak berhasil. Sehingga akan menimbulkan risiko perkembangan penyakit, penularan dan timbulnya resistensi terhadap obat lain.
BACA JUGA:
Dapur Rumah Nek Imoh di Ciamis Hangus Terbakar
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan, kerjasama ini menambah peluang dan langkah penting bagi Bio Farma untuk memperdalam pengalaman, pengetahuan dan keahliannya di bidang pengembangan alat diagnostik.
“Kolaborasi ini membantu kami memperluas portofolio produk alat diagnostik. Kami berharap dapat membantu Indonesia mengurangi kasus TBC secara signifikan dan menghilangkan TBC pada akhir dekade ini. Ini serta merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan akses layanan terkait TBC, mulai dari deteksi hingga vaksinasi,” kata Shadiq Akasya Rabu (22/11/2023).
Menurutnya, Sistem BD MAX merupakan platform diagnostik molekuler yang sudah digunakan di ribuan laboratorium di seluruh dunia.
Sistem ini sepenuhnya otomatis, mengurangi peluang terjadinya kesalahan manusia dan meningkatkan kecepatan dalam menghasilkan hasil, serta dapat memproses 24 sampel secara bersamaan, dan hingga beberapa ratus sampel per periode 24 jam.
BACA JUGA:
Warga Ciamis Adukan Keluhan Lingkungan via Aplikasi Si Jagal
“Setiap unit mampu melakukan pengujian terhadap infeksi saluran pernapasan, patogen enterik, infeksi yang didapat di rumah sakit, dan infeksi menular seksual,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden, BD Diagnostic Solutions Nikos Pavlidis mengatakan, Kolaborasi ini merupakan bukti dedikasi kami dalam membantu Indonesia dalam meningkatkan diagnosis TBC, khususnya TBC yang resistan terhadap beberapa obat dan TBC yang resistan terhadap satu obat.
“Saya terdorong oleh upaya kolektif kami yang sejalan dengan tujuan nasional Indonesia untuk memberantas TBC pada tahun 2030,” kata Solutions Nikos Pavlidis.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)