JAKARTA,FOKUSJabar.id: Calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku heran soal hasil surveinya yang kerap buruk, padahal ketika menggelar acara jumpa masyarakat selalu ramai.
“Kalau akhir-akhir ini sebelum tidur, yang saya pikirkan pertanyaan-pertanyaan. Saya ini setiap acara ramai tapi kok surveinya jelek terus,” kata dia sambil tertawa, dikutip dari YouTube Najwa Shihab pada Senin (20/11/2023).
Ia pun terus bertanya-tanya, apakah elektabilitas yang kerap di posisi buncit disebabkan oleh lembaga survei itu sendiri atau acara offline yang digelar lebih sukses ketimbang menyampa lewat udara.
“Jadi, akhir-akhir ini sebelum tidur yang saya pikirkan itu, tanda tanya apakah yang terjadi sesungguhnya dengan apa yang sebetulnya sedang dalam permainan,” kata dia.
BACA JUGA: Bawaslu Proses Dugaan Pelanggaran Cak Imin dan Mahfud Soal Pantun
Cak Imin juga mengaku tiap malam ikut merenungi nasib rakyat Indonesia. Namun, posisi elektabilitas pasangan berjuluk AMIN yang kerap berada di posisi terendah semakin menguatkan persepsi publik, bahwa paslon nomor urut satu itu akan sulit masuk ke putaran kedua di pemilu 2024.
Sebelumnya, Cak Imin pernah menepis anggapan bahwa pihaknya memobilisasi massa di setiap acara offline ketika berkunjung ke daerah. Menurutnya, bila ada mobilisasi massa di acaranya, maka hal tersebut bisa dicek dari bus atau angkutan umum yang disiapkan khusus oleh panitia.
“Hampir semua acara-acara yang kami adakan, tidak pernah menyediakan, jangankan transportasi seperti bus atau alat angkut. Yang benar, kami membebaskan. Kalau mau datang silakan, tidak datang pun juga tidak apa-apa,” ujar Cak Imin pada 2 November 2023 lalu.
Menurutnya, itu sudah menjadi kebijakan bersama Cak Imin dan Anies Baswedan. Sebab, mereka ingin mengukur partisipasi masyarakat jelang pemilu. Mereka juga mengaku tidak memiliki pendanaan yang cukup besar untuk dapat memobilisasi massa.
“Alasan kedua, kami tidak kuat bila secara terus menerus menggunakan cara-cara lama agar bisa dipilih dengan melakukan mobilisasi massa,” tutur pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Cak Imin mengaku tidak terlalu mempermasalahkan mengenai hasil elektabilitas mereka berada di posisi paling buncit.
Menurutnya, hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei tidak selalu menggambarkan kondisi riil di lapangan. Meski begitu, hasil survei tetap dianggap oleh tim AMIN sebagai masukan.
“Survei yang rendah menurut oleh sejumlah surveyor kami anggap sebagai masukan dan bagian dari motivasi teman-teman relawan yang ada di tingkat kabupaten, ini bisa dijadikan cambuk untuk meyakinkan masyarakat,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.
Ia menambahkan yang penting bagi AMIN hasil sensus masyarakat pada 14 Februari 2024, mereka bisa meraup suara sebanyak-banyaknya.
“Yang terpenting bagi kami survei 14 Februari yang dilakukan melalui sensus pilihan rakyat, kita harus menang. Dengan cara kita kerja keras. Itu pendekatan kami. Survei hanya menjadi masukan dan tidak dianggap sebagai pertimbangan apapun,” tutur dia lagi.
Salah satu survei yang menampilkan elektabilitas AMIN rendah ditunjukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 16-18 Oktober 2023. Elektabilitas AMIN ada di angka 19,6 persen.
(Agung)