BANDUNG,FOKUSJabar.id: Jumlah ketersediaan hidran yang berfungsi sebagai alat penyuplai air untuk memadamkan kobaran api, masih belum memadai di kota Bandung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna memastikan, ketersediaan hidran tersebut bakal ditambah kembali. Saat ini pihaknya menanti laporan dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar) PB, Kota Bandung.
BACA JUGA:
DPRD Kota Bandung: TikTok Shop Berdampak Terhadap PAD
“Hidran pasti ditambah, sesuai dengan apa yang diusulkan oleh DKPB (Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Kebakaran,”kata Ema, Selasa (26/9/2023).
Namun begitu, pihaknya meminta Diskar PB memetakan terlebih dahulu titik hidran dan menemukan lokasi yang tepat. Lantas perihal langkah selanjutnya, bakal dikolaborasikan dengan ketersediaan air yang dimiliki PDAM.
“Tentukan, supaya nanti daya dari PDAM termasuk dari kami Pemkot Bandung, kalau itu menjadi salah satu aspirasi, saya yakin kalau untuk kebaikan bagi masyarakat, itu pasti menjadi hal yang utama diprioritaskan,”ucapnya.
Menurutnya, saat ini Diskar PB tengah mengoptimalkan kolaborasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), perihal ketersediaan sumber daya air baku dalam menanggulangi peristiwa kebakaran.
BACA JUGA:
Pemprov Jabar Cadangkan Anggaran Rp 1 M untuk Pemilu 2024
“Karena memang kami ini tidak memiliki sumber air baku. Nah ini justru reservoir-reservoir milik PDAM secara optimal memberikan daya dukung,” Apalagi di masa musim kemarau seperti ini, tapi memang, yang paling ideal adalah bagaimana secara simultan daya dukung air bisa lebih optimal, sumber daya manusia juga kita bisa berkolaborasi dengan lingkungan masyarakat,”ungkapnya.
Sementara itu Kepala Diskar PB Kota Bandung Gun Gun Sumaryana mengungkapkan, hidran di Kota Bandung sebetulnya ada ratusan, tetapi yang bisa dimaksimalkan hanya beberapa hidran.
“Karena debit air yang tidak cukup untuk digunakan ketika terjadi kebakaran. Kedua, koneksi antara hidran yang ada dengan alat penyambung ke Diskar PB. Itu kan harus benar-benar match. Itu yang sedang verifikasi,” katanya.
Namun begitu, pihaknya mengaku telah bersurat ke PDAM guna berkolaborasi perihal masalah debit air dan hidran tersebut. Menurutnya, sejumlah lokasi atau objek vital mesti memiliki ketersedian itu untuk mengantisipasi kebakaran.
“Minimal objek-objek vital, seperti rumah sakit, sekolah, mall, dan perkantoran itu debit air dan alatnya itu bisa terkonek kepada sarana prasarana yang ada di Diskar PB. Dan itu sudah direspon oleh PDAM. Mudah-mudahan bisa terealisasikan segera,”katanya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)