BANJAR,FOKUSJabar.id: Forum Pemuda Peduli Pendidikan (FP3) Kota Banjar buka suara perihal peristiwa yang kembali terjadi di lingkungan pendidikan.
Menurut Ketua FP3 Kota Banjar, Dicky Agustaf, kejadian di dunia pendidikan tidak sekali ini saja, mulai dari aksi kekerasan yang melibatkan pelajar hingga pelajar mengancam pembunuhan kepada guru. Terbaru aksi vandalisme di ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri 3 Rejasari.
“Menyikapi permasalahan di dunia pendidikan yang saat ini sangat sering terjadi, dimulai dari aksi kekerasan sejumlah anggota geng motor yang ternyata melibatkan pelajar, ancaman pembunuhan kepada guru oleh pelajar dan baru-baru ini aksi vandalisme di ruangan sekolah,” katanya. Jumat (22/9/2023).
BACA JUGA: PT BKS Sunat Gaji Buruh untuk PMI Kota Banjar
“Kami kira sudah seharusnya kita menemukan akar permasalahan dari semua itu. Dalam artian bukan hanya membereskan permasalahan yang terjadinya saja tapi kita harus lebih bisa menggali sehingga kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang lagi,” kata dia menambahkan.
Dicky mengaku peristiwa ini menjadi sesuatu hal yang miris untuk dunia pendidikan. Bahkan ini menjadi sesuatu hal yang sangat-sangat mengkhawatirkan untuk dunia pendidikan.
“Kami menyarankan sesegera mungkin agar berbagai pihak yang berkompeten baik dari Pemerintah yang membidangi pendidikan dan Perlindungan anak , APH, Legislatif, dan lainnya agar segera duduk bersama memikirkan itu semua,” ucapnya.
Ssmentara itu, Kapolsek Langensari AKP Yudy Ristiyanto menuturkan sampai saat ini belum didapat pelaku yang melakukan aksi vandalisme di SDN 3 Rejasari. Meski diketahui vandalisme itu bertuliskan salah satu kelompok motor tetapi pihaknya tidak bisa menyimpulkan mereka pelakunya.
“Pelaku kita belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan. Kanit Serse Langensari sudah koordinasi dengan Ketua XTC Kecamatan Langensari, meski vandalisme bertuliskan XTC bukan berarti mereka pelakunya. Sementara juga belum ada yang mengakui,” katanya.
BACA JUGA: Geng Motor di Kota Banjar Teror SDN 3 Rejasari
Hasil koordinasi itu, Yudy mengatakan para anggota XTC Langensari secara sukarela datang ke sekolah membersihkan corat coret yang belum diketahui siapa oknum tidak bertanggungjawab.
“Mereka secara sukarela menutup kembali dengan cat tembok. Namun karena warnanya berbeda dari warna asli agak belang. Sukarela karena itu menyangkut nama organisasi. Nama baik organisasi,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)