Sabtu 11 Januari 2025

Mahasiswa UNPAR Bandung Pelajari Kampung Kerukunan Umat Beragama di Ciamis

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Kampung kerukunan umat beragama yang terletak di Lingkungan Lebak, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menjadi tempat kunjungan para Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katholik Parahyangan (UNPAR) Kota Bandung, Sabtu (12/8/2023).

Sebanyak 43 orang Mahasiswa dan tiga orang dosen pembimbing mengunjungi empat tempat ibadah yang ada di Kampung Kerukunan Umat dusun Lebak Ciamis.

BACA JUGA: Orang Sakit di Ciamis Bisa Membuat KTP di Rumah

Kunjungan pertama dilakukan di Masjid Al-Mujahidin, mereka berbincang hangat mengenai sejarah singkat terciptanya kampung kerukunan di wilayah Kecamatan Ciamis dengan didampingi oleh para tokoh agama.

Christian Dosen pembimbing mengatakan kunjungan tersebut dilaksanakan setelah mereka selesai melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Pangandaran.

“Karena dalam KKL itu ada kerjasama antara kami dari Unpar lalu dari Karitas kemudian Dinas Pariwisata Ciamis jadi kami berkesempatan untuk berkunjung ke kampung kerukunan,” kata dia.

Dia mengungkapkan bahwa keberagaman agama yang terjadi di wilayah kampung kerukunan setiap hari selalu dipraktekan di dalam kampus Unpar.

BACA JUGA: Disdukcapil Ciamis Permudah Pengantin Baru Mendapat KK dan KTP

“Setelah melihat keberagaman di kampung kerukunan Ciamis ini seperti melihat sesuatu yang terjadi di dalam rumah kami. Jadi, pengalaman yang terjadi di unpar terjadi juga di Ciamis,” ucapnya.

Namun Christian menjelaskan, suasana yang terjadi di kampus dan di kampung kerukunan berbeda jika dikampus dipengaruhi oleh faktor lingkungan sementara di kampung kerukunan terjadi secara natural di lingkungan masyarakat.

“Tentu ini bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi rekan-rekan mahasiswa memiliki prespektif bahwa keberagaman itu bisa terjadi di mana saja dan harus diusahakan,” kata dia.

Menurutnya, toleransi bukan sesuatu yang dipaksakan dan dikondisikan tetapi lahir karena adanya keinginan yang tulus antara pemeluk agama untuk bisa hidup berdampingan. Toleransi hadir karena adanya keinginan untuk hidup bersama.

Sementara itu Romo Gereja Santo Yohanes Ciamis Michael Adi Siswanto menjelaskan, kampung kerukunan wilayah Lebak, Kecamatan Ciamis tersebut dibentuk pada Tahun 2019 lalu karena melihat bangunan peribadahan berdekatan.

“Kami bersyukur melihat empat bangunan ibadah berdekatan ada Masjid Jami Al Muhajidin, Gereja Katolik Santo Yohanes, Kelenteng Hok Tek Bio, dan Litang Khonghucu. Hal ini menunjukkan bahwa di Ciamis itu ada loh toleransi,” kata dia.

Menurutnya, walaupun Kabupaten Ciamis saat ini masuk dalam 5 besar wilayah zona merah radikalisme tetapi kampung kerukunan selalu berupaya untuk menjaga toleransi dengan melakukan beragam agenda persaudaraan.

“Kami menyebutnya agenda persaudaraan, seperti dalam rangka menjelang lebaran perwakilan setiap agama berkumpul makan bersama. Itu kita mempertontonkan persaudaraan dan mencari momentum yang bisa jadi saya tarik,” pungkasnya.

(Fauza/Anthika Asmara)

Berita Terbaru

spot_img