JAKARTA,FOKUSJabar.id: Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengklaim Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih dalam keadaan kompak. Padahal, salah satu anggota koalisi yakni PPP sudah memilih merapat dengan PDI Perjuangan.
Diketahui, saat ini tersisa PAN dan Partai Golkar yang belum menentukan sikapnya dalam koalisi di Pemilu 2024.
“KIB masih kompak-kompak aja. Pak Airlangga (Ketum Golkar) juga bilang kondisi koalisi oke kok. Tapi kalau soal (pilihan) capres itu mah biasa lah,” ujar Zulkifli di Istana Kepresidenan pada Kamis (13/7/2023).
Disisi lain, internal Golkar juga tengah dihantam prahara. Hal itu lantaran sikap Airlangga sebagai yang masih belum jelas menentukan arah Golkar di Pemilu 2024. Bahkan, Dewan Pakar Partai Golkar sampai menggelar rapat internal dan mengirimkan tiga rekomendasi kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP).
BACA JUGA: KPU Perpanjang Masa Perbaikan Berkas Bacaleg hingga 16 Juli
Melansir IDN, Dewan Pakar menilai kondisinya sudah mendesak bagi Golkar mengambil keputusan. Sebab, elektabilitas Airlangga hingga kini tidak juga terdongkrak. Sementara, pendaftaran capres sudah mulai dibuka pada Oktober 2023.
Rapat pleno ke-8 Dewan Pakar digelar pada Minggu (9/7/2023) di kediaman Agung Laksono. Rapat itu dihadiri oleh sekitar 20 anggota Dewan Pakar. Salah satu anggota yang hadir, Ridwan Hasjim, mengatakan rapat pleno digelar selama hampir tiga jam.
“Rapat pleno kemarin itu berlangsung dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, itu tiga jam. Di dalam proses itu, ada sekitar 20 orang. Mereka semua berbicara. Sampai pada kesimpulan 1 hingga 3. Memang, di dalam rekomendasi tidak ada kata-kata mengusulkan Munaslub (Musyawaran Nasional Luar Biasa),” ungkap Ridwan pada 12 Juli 2023 lalu.
Sementara, Airlangga kini sibuk mencari teman koalisi. Sebab, sesuai rekomendasi Dewan Pakar, maka ia harus mendeklarasikan capres dan cawapres pada akhir Agustus 2023.
Sejumlah politisi senior Golkar menilai Airlangga akan mencoba menggaet PAN sebagai teman koalisi. Sebab, dari jumlah perolehan suara di pemilu 2019, Golkar sudah cukup bila menggaet PAN.
Namun, dalam pandangan politisi senior Golkar, Lawrence Siburian, arah dan sikap politik PAN sudah bisa ditebak akan merapat ke mana. Menurutnya, PAN tidak akan memilih Golkar sebagai teman koalisi.
Di sisi lain, elektabilitas Airlangga hingga kini masih rendah. Padahal, ia sudah memperkenalkan diri dengan memasang baliho sejak 2021 lalu.
“Elektabilitas Pak Airlangga itu masih 1 persen. Padahal, untuk menang butuh 50+1. Sekarang, partai mana yang mau berkoalisi dengan Partai Golkar yang elektabilitas ketumnya cuma 1. Berarti, dia harus punya suara 50. Sementara, suara yang ada saat ini berkisar 25 hingga 30 persen, di antara Pak Ganjar, Pak Prabowo dan Pak Anies,” ujar Lawrence di Hotel Sultan, Jakarta Pusat pada Kamis (13/7/2023).
Ia menambahkan dengan logika seperti itu sudah bisa dipastikan siapapun capres yang menggandeng Airlangga sebagai cawapres tidak akan menang pemilu.
“Tidak akan tercapai 51 persen suara itu. Oleh sebab itu, kita yang masih waras dan sehat mau ngomong apa? Kok kita ini seperti dibodoh-bodohi,” ujarnya secara blak-blakan.
(Agung)