BEKASI,FOKUSJabar.id: Polisi melakukan penggrebekan di sebuah rumah kontrakan yang diduga menjadi penampungan organ ginjal untuk dijual di pasar gelap.
Kontrakan tersebut berloksi di Perumahan Villa Mutiara Gading, Jalan Piano IX, Kelurahan Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pil Twedi Aditya Bennyahdi mengatakan, kasus tersebut saat ini sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti.
“Sudah di Krimum (Kriminal Umum) semua yang punya hak kan Polda. Silakan dikonfirmasi ke sana,” kata Twedi, dikutip Kamis (22/6/2023).
Sementara itu Ibu RT setempat, Nuraisyah (44) mengatakn, penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian terjadi pada Senin (19/6/2023) pukul 01.00 WIB.
BACA JUGA: Pungli Rp4 M di Rutan KPK, Pegawai Bakal Dinonaktifkan!
Dua hari sebelum penggerebekan, Nuraisyah juga bercerita bahwa suaminya sempat dihubungi oleh pihak kepolisian. Kepada suami Nuraisyah, pihak polisi mengaku mencurigai aktivitas dari penghuni kontrakan tersebut.
Namun, lanjut Nuraisyah, saat itu dirinya tidak mengetahui pasti penghuni kontrakan tersebut mengalami kasus apa.
Pada Minggu (18/6/2023) suami dari Nuraisyah melihat penghuni dari kontrakan yang dicurigai tersebut. Suaminya itu pun langsung menginformasikan ke pihak kepolisian.
“Nah, sore pas Maghrib ada, setelah ada, itu langsung penggerebekan (Senin dini hari) dan dilakukan penangkapan,” cerita Nuraisyah, melansir IDN.
Dua hari sebelum penggerebekan, Nuraisyah juga bercerita bahwa suaminya sempat dihubungi oleh pihak kepolisian. Kepada suami Nuraisyah, pihak polisi mengaku mencurigai aktivitas dari penghuni kontrakan tersebut.
Nuraisyah juga menjelaskan, penghuni kontrakan itu sudah tinggal sejak bulan Maret 2023. Namun hingga penggerebekan, mereka belum pernah melapor ke ketua RT.
Menurutnya, terdapat laki-laki dan perempuan yang menempati kontrakan tersebut. Namun, dirinya tidak mengetahui pasti berapa jumlah penghuni kontrakan itu.
“Ada 3-4 orang, ada laki-laki ada perempuan juga karena dia tidak laporan, jadi saya juga gak tahu,” jelasnya.
Dia menambahkan, para penghuni kontrakan tersebut dinilai tertutup oleh warga sekitar. Selama kurang lebih empat bulan mengontrak, penghuni hanya sesekali terlihat saat bersantai di teras kontrakan.
“Paling di dalam aja, paling kalo malem mereka ada duduk di luar di teras. Yang saya lihat sih tiga (sampai) empat orang,” katanya.
(Dist)