TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jabar Apriliana Eka Dani meminta para kader PMII tidak selalu melakukan demonstrasi dalam mengeluarkan kritikan.
“Menyelesaikan persoalan-persoalan yang dianggap melanggar aturan dan atau ketentuan di masyarakat, lembaga pemerintahan ataupun swasta tidak harus dengan melakukan aksi demo,” kata Apriliana Eka Dani Saat menghadiri Pelantikan PC PMII Kota Tasikmalaya Minggu (4/06/23).
Ia mengungkapkan, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang bertentangan dengan aturan dan hukum yang mungkin dilakukan di institusi pemerintah maupun lembaga lainnya pastinya banyak cara yang lebih bijak tanpa harus demo dan lainnya.
BACA JUGA: Atasi Stunting di Kota Tasikmalaya, POGI Bakal Periksa Ibu Hamil
“Banyak solusi yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan ragam persoalan yang ada, ajak pihak-pihak terkait dalam ruang diskusi, dialog atau audensi untuk menyampaikan permasalahan sehingga ada perbaikan kedepannya,” kata dia.
Menurutnya, jika hal itu sudah dilakukan oleh teman-teman di PMII, dan memang tidak ada perbaikan atau perubahan, tentu memang aksi demo solusi terakhir yang harus dilakukan.
“Mungkin bisa saya katakan, aksi demo adalah jalan terakhir untuk menuntut dan menyampaikan permasalahan yang ada, jika tidak bisa diajak diskusi dan dialog,” ujar dia.
“tentu kita tidak mau organisasi mahasiswa di cap organisasi tukang demo dan lainnya,” kata dia menambahkan.
BACA JUGA: Bawaslu Kota Tasikmalaya Gunakan Ilmu Laba-laba
Dia menambahkan, mahasiswa khususnya yang ada di organisasi pergerakan PMII merupakan insan yang berintelektual tinggi, sehingga mempunyai pemikiran dan cara-cara untuk menyampaikan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.
“iya, Pemerintah memang mitra strategis organisasi, tapi disisi lain akan menjadi sasaran aksi bilamana mengeluarkan aturan atau kebijakan yang menimbulkan persoalan di masyarakat,” kata dia.
(Seda/Anthika Asmara)