TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Kepala SMAN 1 Kota Tasikmalaya Yonandi buka suara terkait tindak kekerasan di lingkungan sekolah pada siswa yang belakangan ini viral di media sosial.
Yonandi mengatakan, kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh siswanya sudah selesai melalui jalur kekeluargaan, bahkan kata dia kedua belah pihak sudah berdamai.
“Terkait viralnya tindak kekerasan yang dilakukan oleh siswa kami memang itu benar terjadi di sekolah, namun kedua belah sudah berdamai,” kata Yonandi dalam konferensi Pers di kampus SMAN 1 Kota Tasikmalaya, Senin (22/5/2022).
BACA JUGA: Pengumuman Kelulusan, Kepsek SMAN 1 Kota Tasikmalaya Larang Siswa
Ia menjelaskan, informasi yang sempat beredar di medsos terkait terjadi kekerasan yang dilakukan pelajar SMAN 1 beberapa hari ini, cukup menyita perhatian dan komentar berbagai netizen.
“Yang terjadi hanyalah cekcok biasa antar pelajar, kejadian ini secara spontan, pelajar laki-laki berinisial R mendorong siswi, lalu terbentur tembok sekolah yang berujung pelipis kiri siswi yang berinisial Za terluka dan berdarah,” kata Yonandi.
Yonandi juga menjelaskan, terkait pelaporan orang tua Za ke polisi untuk proses hukum, itu pun sudah dicabut.
“Laporan orang tuanya ke pihak berwajib sudah dicabut, tidak ada tuntutan, ini demi kebaikan dan masa depan anak-anak,” kata dia.
Menurutnya, hari ini, kedua belah pihak sudah sepakat berdamai, tidak ada gugatan dan tuntutan apapun, semuanya saling memaafkan.
“Tadi sudah dimediasi langsung Ditjen Kemendikbud RI melalui zoom, kedua orang tua ada, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, KCD Provinsi Jawa Barat termasuk pihak sekolah, saya sendiri juga hadir,” kata dia.
Ia menambahkan, kedua siswa ini adalah anak-anak dirinya semua yang harus dijaga dan didik demi masa depan mereka semua.
“Hari ini semuanya berkomitmen untuk saling menjaga anak-anak, keluarga, semua pihak, nama baik sekolah dan lembaga pendidikan kita,” katanya.
BACA JUGA: Kepsek SMAN 1 Kota Tasikmalaya Bertekad Lakukan Perubahan Demi Siswa Berkualitas
Kemudian kata dia, kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semua, sekolah akan melakukan sebuah perubahan yang mendasar agar kedepannya kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
“Persoalan ini murni adalah persoalan anak, dan berakhir dengan saling memaafkan keduanya, dan kedua orangtuanya mengedepankan masa depan anak,” kata dia.
(Seda/Anthika Asmara)