spot_img
Kamis 25 April 2024
spot_img
More

    FPI Akan Lakukan Audensi ke Pemda Ciamis Salah Satunya Membahas Perubahan Nama Ciamis Menjadi Galuh

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Sedang hangat perbincangan mengenai perubahan nama Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh. Yang rencananya akan terealisasikan pada akhir Tahun 2023 mendatang. Front Persaudaraan Islam (FPI) Ciamis buka suara. 

    Melalui Ketua Majelis Tarbiyah FPI Ciamis KH Wawan Abdul Malik menyampaikan bahwa FPI akan melakukan audiensi di Pemda Ciamis. Pada hari Kamis (16/3/2023) mendatang untuk membahas perubahan nama menjadi Galuh. 

    “Konsep nya harus jelas, harus ada yang menjelaskan tentang perubahan nama itu. Kalau kita melihat dari teori perubahan sosial tidak ada kesesuaian antara unsur sosial di masyarakat yang menciptakan pola kehidupan baru,” kata dia kepada wartawan. 

    Oleh sebab itu wawan bertanya-tanya apakah nama Kabupaten Ciamis yang sudah melekat bertahun-tahun tidak memiliki kesesuaian. Dan apakah dengan perubahan nama menjadi Galuh akan membawa dampak signifikan untuk kesejahteraan masyarakat baik teoritis maupun praktis. 

    Baca Juga: 40 Calon Juleha di Ciamis Ikuti Bimtek Menyembelih Hewan Sesuai Standar Kesehatan dan Syariat Islam

    Menurutnya, dalam teori perubahan ada teori evolusi yang memiliki dua cabang yakni evolusi unilinear dan multilinear. 

    “Teori evolusi unilinear memiliki anggapan bahwa perubahan sosial memiliki arah yang tetap dan tahapan yang sama. Perubahan itu akan masyarakat lalui dengan tahap awal perkembangan sederhana di akhiri dengan perkembangan sempurna,” jelasnya. 

    Bukan hanya itu, Wawan kembali mempertanyakan keterlibatan semua unsur masyarakat dengan perubahan nama menjadi Galuh tersebut apakah sudah terlibat secara utuh dan lengkap. 

    “Itu tahapan awal yang terkesan sangat sederhana untuk melibatkan semua elemen masyarakat atau para tokoh masyarakat dan tokoh agama atas perubahan nama tersebut,” ucapnya. 

    Dengan melakukan teori pendekatan perubahan sosial kata Wawan, masyarakat yang memiliki pandangan berbeda harus bisa menjadi  penyeimbang pemikiran. Karena tujuan utamanya sama untuk membuat maju bukan mundur ke belakang. 

    “Ciamis manis, menguatkan manis itu tandanya manusia yang istiqomah. Jadi kita harus istiqomah dalam hidup,” pungkasnya.

    (Fauza/Erwin)

    Berita Terbaru

    spot_img