BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bio Farma menjadi salah satu narasumber pada IFC’s 9th Global Private Healthcare Conference “Developing Resilient Health Systems in Emerging Markets” yang diselenggarakan oleh International Finance Corporation (IFC) pada 14-15 Februari 2023 di Cape Town, Afrika Selatan.
Pada kegiatan yang dihadiri 500 peserta dari seluruh dunia, baik dari pasar negara berkembang maupun negara maju, termasuk perwakilan multilateral dan pemerintah itu dibahas bagaimana membangun sistem kesehatan yang mandiri dan bisa berkembang pesat di tengah gangguan yang tidak bisa dihindari.
BACA JUGA: Jajaki Kerja Sama, Menteri Perdagangan Skotlandia Kunjungi Bio Farma
Direktur Penelitian & Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati menyampaikan transformasi Bio Farma yang mengedepankan strategi peningkatan konten lokal dengan mengurangi importasi, mengaplikasikan kapabilitas Bio Farma dalam memproduksi Drug Substance dan Drug Product.
Kemudian melakukan penguatan kerja sama untuk bisa memproduksi produk baru melalui mekanisme transfer teknologi serta meningkatkan inovasi dalam menciptakan produk baru dengan lebih mudah dan cepat.
“Bio Farma juga berperan aktif menjaga rantai pasok vaksin secara berkelanjutan tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global,” kata Yuliana.
Rantai pasok vaksin yang terhambat karena pandemi, membawa Bio Farma bertransformasi dalam suplai produk jadi menjadi transfer teknologi. Negara dengan perusahaan terpilih akan bisa melakukan proses produksi menggunakan bulk vaksin yang dikirim Bio Farma. Ini efektif dalam menjaga penyediaan produk di negara tujuan. Kerja sama ini pun terbuka untuk berbagai region, termasuk Afrika.
“Selain kerja sama dalam hal pengembangan produk, hal penting lainnya dalam menciptakan produk agar segera dengan cepat dan mudah diakses oleh konsumen, adalah kerja sama pemasaran. Bio Farma senantiasa membuka kesempatan kerja sama dengan berbagai mekanisme untuk dapat berperan dalam penyediaan produk biologi di Global secara berkelanjutan,” kata dia.
Untuk diketahui, Bio Farma juga hadir sebagai narasumber di specific vaccine roundtable dengan topik utama ‘Vaccine Manufacturing in developing countries focusing on progress of initiatives, and ‘What can be further advanced to ensure success and sustainability in vaccine manufacturing’ yang juga dihadiri oleh Marie-Ange Saraka-Yao, GAVI; Juan Pablo Uribe, the Global Director, Health, Nutrition and Population Director, Global Financing Facility, World Bank; Dr Frederik Kristensen, the Deputy CEO, CEPI; Michael Andersen CB, Deputy CEO, MedAccess; Dr. Rogerio Gaspar, Director Regulation and Prequalification, WHO dan Holm Keller, Chairman of kENUP Foundation.
International Finance Corporation adalah lembaga keuangan internasional, didirikan sebagai afiliasi bank dunia dengan tujuan membantu pembiayaan pembangunan negara-negara anggota yang belum maju melalui pemberian pinjaman dan atau penyertaan pada sektor swasta.
BACA JUGA: Dirut Bio Farma Ingin IndoVac Jadi Vaksin Multistrain
International Finance Corporation memiliki tujuan untuk mendorong pengembangan sektor swasta di negara-negara yang kurang berkembang. International Finance Corporation merupakan anggota dari Bank Dunia dan memiliki kantor pusat di Washington DC.
(LIN)