BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penggunaan Gedget semakin mendominasi rutinas keseharian di era digital sekarang ini. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun semakin lekat dengan gedget.
kebanyakan anak-anak menggunakan gedget sebagai sarana untuk bermain mulai dari menonton hingga bermain game. Namun Setelah mereka memainkannya, akan timbul keinginan untuk terus memainkannya karena gadget mampu menghibur mereka.
Apabila tidak terkontrol, kemungkinan terburuk adalah anak kecanduan gadget dan terus memainkannya sehingga mengurangi waktunya untuk berinteraksi dengan orang tuanya maupun teman-temannya. Bila dibiarkan, hal ini bisa mengganggu perkembangan keterampilan komunikasi normal pada anak-anak.
Selain itu, anak kecanduan gadget juga menjadi sulit bersosialiasi dengan orang-orang di sekitarnya. Tentu hal ini bisa berdampak buruk bagi masa depan anak jika tidak segera melakukan tindakan.
Berikut bahaya anak kecanduan gadget bagi kesehatan daan tumbuh kembangnya.
1. Meningkatkan risiko obesitas
Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain gadget daripada bermain di luar dengan teman-temannya cenderung berisiko mengalami obesitas. Mengapa? Karena bermain gadget tidak membakar kalori dari makanan yang mereka konsumsi.
Aktifitas fisik anak kecanduan gadget yang minim, merupakan faktor utama penyebab obesitas pada masa kanak-kanak dan risiko yang menyertainya.
Selain itu, peningkatan waktu yang dengan bermain gadget dan menonton TV bisa menyebabkan peningkatan ngemil. Kalau itu sudah jadi kebiasaan tanpa melakuakn aktivitas fisik atau olahraga, maka risiko anak mengembangkan obesitas akan makin tinggi. Ini juga menimbulkan risiko bagi kesehatan anak secara keseluruhan.
Melansir Fitness Kid, anak-anak yang kelebihan berat badan mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.
BACA JUGA: Catat! Childfree Bukan Solusi Awet Muda
2. Gangguan tidur
Selain dapat menyebabkan obesitas, kurangnya aktivitas fisik anak karena lebih sering bermain gadget juga memengaruhi pola tidurnya.
Anak-anak yang kurang aktif secara fisik lebih cenderung mengalami kesulitan tidur dibanding anak yang aktif secara fisik. Padahal, anak-anak usia sekolah dan remaja direkomendasikan untuk tidur antara 9 dan 11 jam semalam.
Penelitian telah mengorfimasi, paparan ponsel dan perangkat lainnya bisa menyebabkan perubahan aktivitas otak dan gangguan tidur. Ini juga dapat menjadi gejala stres.
Dilansir Heathline, ketika kita menonton atau membuat konten, otak mengeluarkan bahan kimia seperti norepinefrin dan dopamin. Bahan kimia ini merangsang “pusat bangun” otak sehingga membuat kita lebih susah untuk tertidur.
Kurang tidur ini meningkat dari waktu ke waktu. Kalau anak kurang tidur 1 jam atau lebih per malam dari durasi yang seharusnya, ini ibarat anak kehilangan waktu tidur sepanjang malam pada akhir minggu. Kurang tidur ini bisa menyebabkan kinerja yang tidak konsisten, kehilangan memori jangka pendek, keterlambatan waktu respons, hingga gangguan kesehatan.
Terlalu sedikit tidur juga bisa meningkatkan risiko anak terhadap masalah pada kesehatan seperti obesitas, stroke, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, detak jantung tidak teratur dan diabetes, menurut Jessica Brown, DO, MPH, ahli pengobatan tidur anak bersertifikat di Our Lady of the Lake Children’s Health di Louisiana, Amerika Serikat (AS).
3. Masalah penglihatan
Perangkat elektronik seperti tablet, laptop, komputer, maupun smartphone, merupakan penyebab utama masalah mata pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan bermain game komputer lebih mungkin untuk mengalami masalah mata ketika mereka tumbuh.
Penggunaan gadget yang berlebihan mengakibatkan mata kering, menyebabkan banyak infeksi mata. Itu juga bisa memengaruhi penglihatan itu sendiri. Selain itu, terlalu banyak kontraksi otot mata bisa membuatnya sulit untuk rileks dengan mudah sehingga bisa menyebabkan miopia semu.
Tidak menghabiskan waktu untuk aktivitas di luar ruangan juga bisa membuat anak-anak berisiko terkena miopia.
Paparan yang terlalu lama pada layar gadget, bisa membuat mata tegang atau mata lelah. Mata kering, sensasi terbakar, dan masalah fokus merupakan gejala ketegangan mata yang biasa dihadapi seluruh pengguna perangkat elektronik. Menyipitkan mata pada perangkat genggam kecil akan menambah ketegangan. Terlalu fokus dengan tontonan hingga tidak berkedip bisa memperburuk keadaan.
Paparan yang terlalu lama pada layar gadget, bisa membuat mata tegang atau mata lelah. Mata kering, sensasi terbakar, dan masalah fokus merupakan gejala ketegangan mata yang biasa dihadapi seluruh pengguna perangkat elektronik. Menyipitkan mata pada perangkat genggam kecil akan menambah ketegangan. Terlalu fokus dengan tontonan hingga tidak berkedip bisa memperburuk keadaan.
Terlalu lama menggunakan gadget, bisa memperbanyak paparan cahaya biru, yang kemungkinan berbahaya bagi mata dalam jangka panjang. Dilansir Healthline, paparan cahaya biru bisa menyebabkan:
- Masalah dengan retina.
- Katarak.
- Degenerasi makula terkait usia.
- Gangguan tidur.
4. Memicu sakit leher dan punggung serta postur tubuh yang buruk
Ketika anak asyik bermain gadget seperti untuk bermain game atau menonton kartun, mereka biasanya hampir tidak memperhatikan posisi tubuh mereka. Anak-anak biasanya meniru posisi orang dewasa di sekitarnya ketika bermain gadget, misalnya duduk sambil menundukkan kepalanya sehingga hampir mendekati layar gadgetnya.
Padahal, posisi duduk yang buruk tersebut justru bisa menyebabkan sakit punggung dan masalah terkait otot lainnya. Selain itu juga dapat memicu nyeri leher, yang menyebabkan nyeri otot leher.
Sakit leher dan punggung pada usia muda berbahaya bagi anak-anak. Sebab, ini cenderung memengaruhi postur tubuh anak seumur hidup jika tidak dirawat dan diperbaiki tepat waktu, mengutip laman FirstCry Parenting.
Postur tubuh yang baik merupakan dasar untuk tumbuh kembang anak yang sehat. Keselarasan yang tepat memastikan tulang bisa menopang berat badan dengan baik tanpa harus dikompensasi oleh bagian tubuh lainnya. Dengan begitu, ini mengurangi keseluruhan upaya dan juga ketegangan otot.
Postur tubuh yang tepat sangat penting untuk perkembangan anak yang sedang tumbuh. Banyak studi klinis longitudinal yang menunjukkan bahwa ketidakseimbangan postural bisa menyebabkan degenerasi tulang belakang karena kompresi sumsum tulang belakang yang bersifat ekstensif dan terus-menerus.
Karena kerusakan tulang rawan di dalam tulang belakang, maka kondisi tulang belakang degeneratif bisa menyebabkan gejala seperti:
- Gerak terbatas.
- Deformitas fisik.
- Kelelahan.
- Cedera saraf seperti kehilangan atau kelemahan sensorik.
Berikut beberapa penyebab umum kesalahan postur tubuh pada anak-anak:
- Duduk lama di sekolah tanpa istirahat.
- Menatap perangkat genggam untuk waktu yang lama.
- Duduk dalam posisi membungkuk (terutama ketika berada di depan komputer atau TV dalam waktu yang lama).
- Kurang olahraga.
- Mengerjakan pekerjaan rumah di tempat tidur.
- Membawa ransel berat setiap hari.
5. Masalah pada sistem kekebalan
Menurut sebuah studi tahun 2011 yang dilakukan oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine, 92 persen ponsel mengandung bakteri, yang 16 persennya nya adalah strain Escherichia coli yang berbahaya.
Dilansir Center for Disease Control and Prevention (CDC) dan Mayo Clinic, beberapa jenis E.coli bisa menyebabkan diare berdarah, kram perut parah, muntah, sementara yang lain menyebabkan infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan dan radang paru-paru, serta penyakit lainnya.
Bahkan, anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua yang terpapar strain E.coli tertentu bisa mengembangkan bentuk gagal ginjal yang mengancam nyawa, yang disebut sindrom uremik hemolitik.
Ketika anak terpapar dengan seluruh kuman yang ada di perangkat elektroniknya, yang bisa dengan mudah berpindah ke orang lain, maka hanya masalah waktu sebelum mereka jatuh sakit.
(Agung)