PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Seorang petani porang di Desa Karangsari, Kabupaten Pangandaran, rugi ratusan juta lantaran hasil panen yang tidak terjual.
Petani bernama Ebo tersebut mengatakan, awalnya tertarik menanam pohon porang lantaran diajak oleh temannya dengan iming-iming penjualan hasil panen yang menggiurkan.
“Awalnya beli 1000 pohon dengan harga per-pohon ada yang Rp 2.500 sampai Rp 3.000 malah ada yang harga perpohon Rp 5.000, lama-lama saya beli pohon porang sampe 35 ribu pohon” kata Edo kepada Fokusjabar.id, selasa (07/02/2023).
Ia pun lantas menyewa lahan seluas satu hektare untuk 35 ribu pohon porang miliknya. Bahkan, ia mempekerjakan dua pegawai untuk mengurus lahan tersebut.
BACA JUGA: Hadapi Pemilu 2024, PKB Pangandaran Panaskan Mesin Partai dengan Pendidikan Kader
“Nanti hasilnya di bagi tiga yang penting merawat harus bagus” kata dia.
Setelah selesai menanam ribuan pohon porang ia merasa yakin usaha miliknya bisa sukses, keyakinan tersebut diperkuat dengan kedatangan beberapa kali dinas pertanian yang menanyakan perkembangan bisnisnya.
Edo semakin optimistis lantaran rekannya yang mengajak berbisinis poran menjanjikan penjualan yang mudah.
“Jangan bingung menjualnya soalnya porang ini kan berkelompok sampe seindonesia, kalau pusatnya katanya di Surabaya” kata Ebo.
Namun setelah panen tiba, ribuan pohon porang justru terbengkalai tidak ada tempat untuk menjual hasil panenya.
Ia mengaku bukan hanya dirinya yang merasa tertipu, sejumlah petani porang di wilayah lain seperti Garut bernasib sama dengan dirinya.
“Ada orang Garut datang kesini mau menjual bibit porang terus saya samperin, dia mengira saya mau beli porang terus nawarin bibit porang dengan harga murah dan kualitas super” katanya.
Ebo menilai banyak orang yang bernasib sama dengan dirinya.
Hingga kini, kebun porang milik Edo tersebut terlantar selama hampir dua tahun.
(Sajidin/Agung)