Kamis 12 Desember 2024

RMA Dorong Duet Airlangga-Ridwan Kamil di Pilpres 2024

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Pembina Relawan Muda Airlangga (RMA), Khalid Zabidi, mendukung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan Ridwan Kamil maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Dia meyakini duet kedua tokoh itu memiliki potensi yang sangat besar di kontestasi politik 2024.

Bahkan, jika Airlangga menginginkan duet itu tercipta, sebenarnya sangat mudah dibangun. Mengingat saat ini Ridwan Kamil merupakan kader parpol berlambang pohon beringin tersebut.

“Saya punya keyakinan sebagai relawan, Airlangga-Ridwan Kamil (RK) bisa menjadi salah satu pasangan di Pilpres 2024,” kata dia dalam acara diskusi Beringin Menyambut Kemenangan di Kopi Timur, Jakarta Timur, Sabtu (4/2/2023.

BACA JUGA: Sekjen PDIP Sebut Ada Partai yang Hobi Impor Pangan, Siapa?

Meski begitu, dia tak memungkiri fenomena elektabilitas capres maupun cawapres yang belakangan jadi tolak ukur keberhasilan dalam pilpres.

Dia mengatakan, duet Airlangga dan Ridwan Kamil berpotensi mendongkrak elektabilitas jika segera diputuskan.

Khalid juga memberikan catatan lain terhadap dinamika Pilpres 2019 lalu, di mana Ma’ruf Amin yang elektabilitasnya tidak dilirik, justru berhasil menang ketika dipasangkan dengan Jokowi.

“Peluang itu makin besar kalau sudah diketok, kalau sekarang belum mulai. Yang unggul di survei belum tentu menang. Sebagai contoh di 2019 siapa yang mengenal elektabilas Ma’ruf waktu itu,” katanya, melansir IDN.

Khalid menjelaksan, selain Ridwan Kamil, pihaknya punya rekomendasi lain cawapres yang cocok dipasangkan dengan Airlangga. Di antaranya ada nama Menteri BUMN Erick Thohir dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Kami relawan mengunjungi relawan lainnya, kami tahu diri kami ingin membangun opini, pilihan alternartif, bahwa kami usulan relawan bisa jadi pertimbangan parpol. Kami melakukan konsolidasi di Bogor, untuk menjaring nama cawapres non parpol untuk diduetkan dengan Pak Airlangga,” ucap dia.

“Saya bangun gagasan itu agar publik anggap Pak Airlangga cocok dengan siapa saja, diterima siapa saja. Tiga besar cawapres yang kami sebut adalah Airlangga- Erick Thohir, Ridwan Kamil, dan Anies. Itu supaya biar nama Pak Airlangga muter di pendukung-pendukung kuat ini,” lanjut Khalid.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei ‘Efek Capres terhadap PDIP dan Golkar’. Dalam survei eksperimental itu ditemukan bahwa nama Ganjar Pranowo bisa meningkatkan elektabilitas dua partai.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-11 Desember 2022 dengan responden 1.220 orang. Margin of error sebesar 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, treatment 1, treatment 2, dan treatment 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.

SMRC menyebut nama Ganjar Pranowo jika dicalonkan oleh Partai Golkar akan mendapatkan suara yang seimbang dengan PDIP. Sementara berbeda halnya jika Golkar mencalonkan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto atau Erick Thohir.

“Dari nama-nama yang potensial diusung oleh partai Golkar sebagai presiden tersebut, yang memiliki efek paling kuat menaikkan suara Golkar adalah Ganjar,” kata Direktur Eksekutif SMRC Saiful Mujani, Kamis (19/1/2023).

Saiful menjelaskan dalam surveinya, ketika responden ditanyai treatment pertama, yakni Golkar dengan capres Airlangga Hartarto hanya mendapat 15 persen suara.

Sementara dalam treatment kedua, jika Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo maka suaranya meningkat menjadi 21 persen.

“Ini akan membuat Golkar mendapat dukungan publik terbesar kedua setelah PDIP,” kata Saiful.

Dalam treatment ketiga, jika Golkar mencalonkan Erick Thohir, suara Golkar justru mengalami penurunan menjadi 11 persen.

Menurut SMRC, meski pun Partai Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, suara pemilih PDIP tetap tidak akan goyah.

Pasalnya PDIP sudah mendapatkan 24 persen suara dalam pemilihan legislatif menurut survei tersebut.

“Dukungan pada PDIP tidak mengalami perubahan, tetap 24 persen. PDIP tidak terancam oleh kenaikan suara Golkar, yang terancam adalah partai lain, terutama Gerindra. Suara Gerindra turun dari 11 persen (kontrol) menjadi 8 persen jika Golkar mengusung Ganjar sebagai calon presiden,” kata Saiful.

PDIP juga akan mendapatkan suara lebih tinggi jika mencalonkan Ganjar Pranowo ketimbang Puan Maharani atau Prabowo Subianto.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img