Kamis 12 Desember 2024

Aher Siap Terjun di Pilpres 2024 Dampingi Anies Baswedan

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan siap menjadi calon Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

“Jika Partai menugaskan atau memilih saya, kemudian koalisi  menyetujui saya siap InsyaAllah,” kata Aher panggilan Ahmad Heryawan, Selasa (14/12/2022). 

Aher mengaku, komunikasi paling intens adalah dengan calon presiden yang dari Partai Nasdem yaitu Anies Baswedan. Bahkan kata dia pertemuan sudah sering. 

BACA JUGA: LKP Sebut Prabowo Terpopuler, Moeldoko Diprediksi Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024

“Kemudian komunikasi antar partai dengan timnya juga sudah berjalan dengan baik, artinya tim terus bekerja,” kata Aher yang menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan. 

Kendati demikian Aher menjelaskan, hingga saat ini PKS, Nasdem dan Demokrat belum deklarasi untuk koalisi sehingga belum ada penetapan untuk calon presiden dan wakil presiden yang pasti.  

“Memang belum ada satupun koalisi yang klop ya, mungkin yang paling klop sudah deklarasi itu KIB ya. Tapi caleg capres nya juga belum,” kata dia. 

Terkait kecocokan dengan Anies Baswedan Aher menjelaskan, untuk membentuk chemistry hal yang mudah dibangun. Kata dia yang paling penting adalah terkait kesepakatan antar partai untuk berkoalisi.

“Ada kesepakatan dulu antar partai dulu untuk koalisi baru bangun chemistry,” kata dia. 

Kemudian untuk partai koalisi PKS membuka peluang untuk partai lain, bukan hanya dengan Nasdem dan Demokrat saja.

“Kami masih membuka pintu untuk partai lain untuk berkoalisi,” katanya. 

Bukan hanya itu Aher juga membuka peluang untuk dipinang sebagai calon wakil presiden oleh capres lain, bahkan Aher mengaku berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

“Saya dengan pak Ganjar Pranowo biasa komunikasi, jawab jawaban di Twitter biasa. Kemudian say hallo biasa, dan saya akrab dengan pak Ganjar,” kata dia. 

Pilpres 2024 Harus Tiga Calon

Menurut Aher, menghadapi Pilpres 2024 mendatang yang baik untuk Demokrasi di Indonesia itu harus minimal ada tiga pasangan Capres, hal tersebut untuk mengantisipasi kembali terjadinya polarisasi yang membuat masyarakat terpecah belah.

“Karena dua capres pengalaman kita tahun 2019 itu ternyata ada pembelahan sampai sekarang bekas bekas pembelahan masih ada polarisasi masih ada,” kata dia. 

BACA JUGA: Anies Baswedan Bertemu Aher, Usulkan Gerakan Kolaborasi

Oleh karena itu ke depan tahun 2024 tidak saja lebih demokratis tapi saat yang sama juga menyembuhkan nuansa keterbelahan yang sekarang masih polarisasi di media sosial.

“Karena siapapun presidennya adalah presiden semua orang bukan presiden bagi orang yang mencoblos saja. Tapi siapapun yang mencoblos atau tidak mencoblos ketika dia terpilih dengan suara terbesar menjadi presiden maka dia menjadi presiden semua orang.” kata dia. 

“Kepada siapapun seorang presiden harus Adil, baik adil kepada mencoblos dia maupun yang tidak mencoblos dia. Seluruh bangsa indonesia adalah rakyat dia,” kata dia menambahakan. 

Berita Terbaru

spot_img