BANDUNG, FOKUSJabar.id: Ketika berinvestasi dalam dunia saham ada dua jenis analisa yang biasa para trader gunakan, analisis fundamental dan analisis teknikal.
2 Jenis Analisa Dalam Saham
Analisis fundamental
Penggunaan jenis analisa fundamental biasanya mengikuti agenda ekonomi secara realtime sehingga dapat memperhitungkan aspek fundamental yang biasanya mempengaruhi atau mengubah pergerakan pasar, aspek fundamental biasanya dengan melihat kalender ekonomi forex hari ini.
Kalender ekonomi biasa dengan melihat mengenai apa yang akan terjadi pada berita ekonomi. Menerapkan strategi trading mereka dengan efektif peristiwa yang ada pada kelender ekonomi forex merupakan fakta fundamental yang mempengaruhi harga pasar.
Baca Juga: Teror Resesi Global, Saham ‘Raksasa’ di RI Anjlok!
Sehingga mewakili salah satu analisis trading utama yang berhubungan dengan berita fundamental ekonomi. Umumnya, panggunaan analisis fundamental untuk mengetahui dasar-dasar ekonomi, laporan laba rugi, neraca dan sebagainya.
Manfaat utama memakai kalender ekonomi yaitu mampu mengelola resiko secara efektif, berada dalam posisi untuk merencanakan ke depan serta memiliki akses ke fitur tambahan yang bermanfaat untuk penyesuaian.
Ada dua pendekatan untuk menganalisis secara fundamental grafik perusahaan, bottom up dan top-down.
1. Pendekatan bottom up
Seorang investor harus lebih melihat detail sebuah perusahaan, hal-hal seperti kompetisi dengan pesaing serta kondisi keuangan perusahaan.
Pendekatan ini mangharuskan seorang investor untuk lebih dalam mengkaji kondisi perusahaan agar bisa menyimpulkan apakah perusahaan tersebut memberi dampak positif ke depannya.
2. Pendekatan top-down
Maksud dari pendekatan ini adalah calon investor harus melakukan pendekatan dengan melihat gambaran umum dari suatu perusahaan yang ia tuju.
Pendekatan ini menerapkan seorang investor mempercayai kondisi suatu perusahaan secara umum baik. Semua komponen dari perusahaan tersebut dapat ia anggap baik.
Empat hal dalam pendekatan top-down menurut Fundsupermart, mulai dengan kondisi makro global, kondisi makro dalam negeri, prospek pertumbuhan sektor dan fundamental perusahaan. Jika keempat kondisi menunjukan hal positif, maka perusahaan memiliki masadepan yang baik.
Analisis Teknikal
Dalam jenis analisa teknikal ada salah satu alat yang biasa para investor gunakan untuk menilai pergerakan saham yaitu analisi grafik harga saham.
Analisis grafik harga saham ini bisa menggunakan berbagai macam jenis grafik mulai dari bar chart, line chart, dan candlestick chart.
Candlestick merupakan salah satu jenis grafik harga saham yang di gunakan dalam analisis teknikal. Yang menunjukkan harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan dari suatu saham pada periode waktu tertentu.
Pemberian nama candlestick karena tampilan grafik yang berbentuk garis seperti lilin berbaris. Grafiknya terdapat dua warna yang untuk membedakannya, hitam dan putih atau hijau dan merah. Warna-warna tersebut memiliki arti tersendiri.
Warna hijau yang berarti harga penutupan memiliki nilai yang lebih tinggi di bandingkan dengan harga pembukaan yang berarti bernilai postif. Warna Merah mempunyai arti bahwa harga pembukaan lebih tinggi di bandingkan dengan harga penutupan yang berarti nilai negatif.
Candlestick dulunya adalah sebagai alat para trader komoditas beras di Jepang untuk mencatat harga pasar dari waktu ke waktu. Serta menggunakan data tersebut untuk pergerakan harga-harga ke depan.
Seorang trader komoditas beras bernama Munehisa Honma, pada abad ke-18 mengembangkan metode ini. Selanjutnya Steven Nison melalui bukunya berjudul “Japanese Candlestick Charting Techniques” mulai mempopulerkan metode ini di dunia barat.
Baca Juga: 3 Perusahaan HIPMI Jabar Siap IPO, Investor Saham di Jabar Meningkat
Saat ini penggunaan candlestick sebagai analisis teknikal di pasar saham mempunyai dua komponen.
- Tubuh candle (Body), bagian yang menunjukkan harga pembukaan dan harga penutupan pada titik tertentu berbentuk persegi empat berwarna merah atau hijau; atau hitam atau putih.
- Ekor candle (Shadow/Wick), bagian yang menunjukkan harga tertinggi dan harga terendah saham pada titik waktu tertentu berbentuk garis lurus yang membentang di atas dan di bawah tubuh candlestick serta berwarna sama seperti bentuk lilin.
Candlestick mempunyai dua warna yaitu merah dan hijau
- Merah, berarti penurunan harga saham (bearish) berarti harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan.
- Hijau, berarti terjadi peningkatan harga saham (bullish candlestick) berarti harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan.
Ada beberapa kasus, apabila candlestick tampil dengan warna hitam dan putih. Warna hitam berarti menggambarkan situasi bearish dan warna putih menggambarkan situasi bullish.
Selain bentuk dan warna, arti setiap candlestick bergantung pada panjang serta pendek tubuh dan ekor candle. Misalnya, semakin panjang tubuh candle, maka semakin intens tekanan pembelian dan penjualan saham. Sebaliknya, makin pendek sebuah tubuh candle, maka menggambarkan pergerakan harga yang minim dan mempresentasikan konsolidasi harga saham.
Para investor umumnya menggunakan analisis fundamental dengan fokus investasi saham yang jangka panjang. Sedangkan, analisis teknikal untuk investasi jangka pendek.
(Erwin)