JAKARTA,FOKUSjabar.id: Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan di Indonesia, John Chen meminta agar Indonesia mengutuk tindakan Cina yang merusak status quo.
Ketegangan Taiwan dan Cina cukup meningkat paska kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi, ke Taipei pada 3 Agustus 2022 kemarin. Taiwan terus menerima ancaman militer dari Cina.
China telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai 7 Agustus 2022 dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya dengan total di enam wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan.
Chen mengatakan, bahwa pemerintahnya selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, misalnya dengan menyambut kunjungan.
BACA JUGA: Presiden Ukraina Sebut Mantan Kanselir Jerman Menjijikkan
Chen juga berharap negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan negaranya dengan negara lain.
“Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer,” kata Chen, Jumat (5/8/2022).
“Saya juga mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional,” kata dia, seperti dilansir IDN.
Chen juga menyebut, Cina telah melanggar hukum internasional. Pasalnya, latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan.
“Aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut,” katanya.
Dia juga menegaskan, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI telah mengeluarkan pernyataan terkait ketegangan antara China, Taiwan dan Amerika Serikat ini.
Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan Indonesia sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas di antara kekuatan besar.
“Indonesia mendorong semua pihak melakukan langkah-langkah nyata guna mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi,” kata Faizasyah.
“Indonesia tetap menganut kebijakan One China Policy,” kata dia.
(Agung)