Jumat 13 Desember 2024

Pemerintah Pastikan BBM Tak Akan Naik hingga Akhir 2022

JAKARTA,FOKUSjabar.id: Pemerintah mengklaim harga bahan bakar minyak (BBM), terutama yang bersubsidi tidak akan mengalami kenaikan sampai akhir tahun 2022 ini.

Pasalnya, harga minyak mentah dunia berangsur mengalami penurunan di bawah level US$ 100 per barel.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, subsidi dan kompensasi untuk energi yang mencapai Rp 502,4 triliun dipastikan akan menahan kenaikan harga hingga akhir tahun.

Lagi pula, kata Airlangga, saat ini harga minyak mentah dunia telah melandai. Terbukti, pada perdagangan Kamis (4/8/2022) waktu setempat, harga minyak mentah Brent turun 2,7% pada level US$ 94,12 per barel dan sempat menyentuh level US$ 93,2 per barel pada pertengahan sesi atau terendah sejak 21 Februari 2022.

BACA JUGA: KPK Periksa 3 Petinggi Alfamidi Terkait Dugaan Suap Wali Kota Ambon

Kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi global akan membebani harga minyak mentah dunia, karena dikhawatirkan akan menghambat permintaan energi.

Di sisi lain, penurunan harga minyak menjadi penolong negara konsumen besar seperti Amerika Serikat dan Eropa yang telah mendesak produsen untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi pasokan yang ketat dan memerangi inflasi yang tinggi.

Seperti diketahui, pada awal 2022, harga minyak mentah telah mengalami lonjakan hingga US$ 120 per barel menyusul lonjakan permintaan pasca pandemi Covid-19. Kenaikan harga tersebut terjadi menyusul gangguan pasokan akibat sanksi yang diberikan kepada Rusia karena telah melakukan agresi militer ke Ukraina.

“Kalau kita lihat subsidinya sudah disiapkan dan kita siap dan kalau kita lihat dari sisi angka dan harga relatif mulai ada pelandaian. Jadi tentu kita optimistis sampai akhir tahun kita masih bisa menyerap kenaikan harga-harga tersebut,” kata Airlangga, Jumat (5/8/2022), seperti dilansir CNBC.

Kementerian Keuangan mencatat, sepanjang semester I-2022 kompensasi BBM dan listrik, pemerintah sudah mengucurkan Rp 104,8 triliun dan realisasi subsidi sudah mencapai Rp 96,4 triliun.

Apabila kenaikan harga energi tidak ditahan dengan subsidi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan akan sangat mengguncang dari sisi inflasi, seperti yang sudah terjadi di banyak negara. Seperti di AS dan Inggris inflasinya telah mencapai 9,1%, serta Uni Eropa 8,6%.

Tahun ini, pembayaran kompensasi BBM dan listrik diekspektasikan mencapai Rp 293,5 triliun. Lalu, belanja subsidi ditargetkan mencapai Rp 283,7 triliun atau naik 62% dibandingkan dengan realisasi subsidi pada tahun sebelumnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan harga bensin Pertalite saat ini bukanlah yang sebenarnya. Jika tanpa subsidi pemerintah, harga bensin Pertalite bisa mencapai Rp 17.100 per liter.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Silatnas dan Ultah ke 19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).

“Coba di negara kita bayangkan Pertalite naik dari Rp 7.650 harga sekarang, kemudian jadi harga yang benar Rp 17.100. Demonya berapa bulan?,” kata Jokowi.

Pemerintah, kata Jokowi, berusaha mengendalikan agar harga BBM tidak mengalami ikut terdampak dari kenaikan harga minyak. Jokowi tak ingin kenaikan harga bensin, ikut mengerek harga barang konsumsi lainnya.

“Begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil Rp 502 triliun yang tidak ada negara yang berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” kata Jokowi.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img