spot_img
Selasa 23 April 2024
spot_img
More

    Pemkab Tasikmalaya Kucurkan Rp 100 juta Untuk Sukabakti

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Pemkab Tasikmalaya kucurkan dana bantuan Rp 100 juta ke Desa Sukabakti, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Bantuan untuk perbaikan jalan desa itu, diserahkan Bupati Tasikmalaya,  Ade Sugianto saat menutup rangkaian kegiatan milangkala ke-40 Desa Sukabakti, Selasa (21/6/2022) malam.

    Di samping itu, Bupati pun menyampaikan permohonan maaf karena dalam dua tahun terakhir, pembangunan infrastruktur tidak dapat direalisasikan.

    BACA JUGA: Bupati Tasikmalaya: Pengamanan Kantor Perlu Diperketat

    Pemkab Tasikmalaya banyak memfokuskan anggaran untuk penanganan Covid-19 serta pemulihan ekonomi masyarakat,” ujar Ade Sugianto.

    Pemkab Tasikmalaya juga terang dia, mengalami devisit anggaran sebesar Rp 67 milyar. Dan hingga kini, Pemkab Tasikmalaya ini masih bergantung pada bantuan pusat maupun provinsi.

    Sementara, bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi itu pun terkena kebijakan revocusing. Sehingga pembangunan infrastruktur banyak yang tidak bisa terealisasi.

    Lebih lanjut, dalam acara penutupan milangkala Desa Sukabakti yang ke-40 itu, Bupati Ade Sugianto meminta kepada seluruh elemen masyarakat, agar selalu menjaga persatuan.

    “Seluruh penyelenggara pemerintahan desa, perangkat desa sampai ke lembaga RT dan RW, sejatinya menjaga persatuan dan kompak, agar roda pemerintahan berjalan dengan baik,” tutur Ade Sugianto.

    Termasuk kata dia, kepada Kepala Desa agar selalu dekat dengan masyarakat, sehingga mengetahui betul apa permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

    Ade Sugianto juga menyampaikan banyak terima kasih kepada para tokoh yang hadir seperti KH Iip pengasuh Pesantren Nurul Hilal, H Abdul Rozak pelaku sejarah pemekaran Desa Sukabakti, serta kepada para ajengan.

    Kepala Desa Sukabakti, Nandang Suryana mengaku sangat terharu dan bahagia atas kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya serta memberikan bantuan.

    “Kami dan para tokoh Desa Sukabakti, sangat berterima kasih atas bantuan tersebut. Ini sungguh di luar dugaan. Apresiasi dari Pak Bupati benar-benar luar biasa,” ucap Nandang.

    Dia mengakui, bantuan Pemkab sangat berarti. Pasalnya, saat ini pihaknya hanya bisa menggunakan dana desa sebesar 32 persen saja untuk pembangunan infrastruktur.

    Sehingga jelas Nandang, rencana pembangunan di desa sebagai hasil kesepakatan dalam musyawarah, banyak yang tidak terwujud.

    Milangkala Ke-40 Desa Sukabakti Berlangsung Meriah

    Sementara itu, acara milangkala atau ulang tahun hari jadi Desa Sukabakti  ke-40 tahun, berlangsung meriah.

    Kegiatan selama dua hari sejak Senin (20/6/2022) itu, menyajikan beragam kreasi seni budaya lokal, termasuk kesenian buhun hingga berbagai perlombaan yang melibatkan masyarakat.

    Bahkan Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum secara khusus datang untuk membuka acara syukur masyarakat Desa Sukabakti.

    Nandang Suryana mengatakan, Desa Sukabakti mekar pada 25 Mei 1982 dari Desa Parumasan Kecamatan Sodonghilir.

    Melalui acara milangkala, dia berharap dapat memberikan pemahaman kepada warga desa tentang riwayat keberadaan Desa Sukabakti.

    “Lebih jauhnya kami ingin menumbuhkan sikap menjunjung tinggi ikatan sosial, rasa mencintai dan memiliki terhadap desanya sendiri, serta tahu sejarah desanya,” kata Nandang.

    Dia menjelaskan, dalam memeriahkan milangkala ini, pihaknya mengangkat seni dan budaya tradisional, khususnya yang berada di Desa Sukabakti.

    Seperti lomba kesenian Gondang dengan pesertanya adalaibu-ibu PKK. Kemudian angklung, calong, dog-dog, reog, terbang hingga bedug.

    Yang tidak kalah menarik, kata Nandang, yaitu lomba warung amal dari setiap dusun. Setiap warung hadir dengan mengusung tema budaya sunda.

    BACA JUGA: Pesawat Susi Air kecelakaan di Papua, 7 Korban Dievakusi

    Para peserta lanjut dia, berinovasi menghias warungnya seindah mungkin, mempergunakan berbagai jenis bambu dan atap berbahan daun ilalang atau ikatan daun rumbia (hateup).

    “Warung amal ini menyajikan hasil bumi pertanian masyarakat dan produk dusun masing-masing. Barangnya tidak untuk dijual, semuanya gratis bagi para pengunjung yang datang,” tutur Nandang.

    (Farhan)

    Berita Terbaru

    spot_img