BANDUNG,FOKUSJabar.id: Atlet-atlet berprestasi asal Kota Bandung yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), kini sudah tidak perlu mereasa kesulitan mencari alternatif sekolah yang pas. Hal ini seiring dengan kerjasama yang dijalin KONI Kota Bandung dengan SMA Budi Istri dibawah naungan Yayasan Budi Istri.
Ketua KONI Kota Bandung, Nuryadi mengatakan, kerjasama yang dilakukan dengan SMA Budi Istri sesuai dengan salah satu visi yakni kesejahteraan atlet, pelatih dan insan olahraga Kota Bandung. Melalui kerjasama ini, KONI Kota Bandung bertugas menyiapkan atlet berprestasi dan pihak (SMA) Budi Istri memfasilitas beasiswa pendidikan bagi lulusan SMP yang akan melanjutkan pendidikannya.
“Ini menjadi bukti kepedulian (SMA) Budi Istri terhadap dunia kependidikan khususnya jalur atlet. Saya atas nama KONI Kota Bandung berterimakasih kepada Budi Istri yang sudah memfasilitasi pendidikan atlet berprestasi Kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan,” kata Nuryadi usai Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KONI Kota Bandung dengan SMA Budi Istri di kantor KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Melalui kerjasama ini, lanjut dia, atlet berprestasi asal Kota Bandung tidak lagi mengalami kesulitan terkait izin karena sudah difasilitasi pihak sekolah dengan berbagai kelonggaran hingga dari sisi pembiayaan. Untuk itu, hal ini harus dimanfaatkan oleh pengurus cabang olahraga agar atlet yang mereka bina bisa berprestasi sehingga bisa bersekolah di SMA Budi Istri.
“Atlet yang berprestasi ini akan mendapatkan beasiswa hingga mereka lulus SMA. Dengan ini, atlet bisa terus mempertahankan keprestasiannya di bidang olahraga tanpa mengabaikan pendidikannya,” Nuryadi menegaskan.
BACA JUGA: Jelang Lawan Persib, Aji Santoso Beberkan Kondisi Timnya
Kepala Sekolah SMA Budi Istri, Regina Fitrie mengatakan, atlet akan fokus pendidikan termasuk mempertahankan keprestasian di bidang olahraga. Pihaknya akan memberikan keleluasaan bagi atlet ini untuk tetap berlatih di luar jam pelajaran maupun saat jam pelajaran ketika hal tersebut diharuskan.
“Inisiasi ini kita ambil karena banyak atlet yang seringkali terkendala antara menjaga prestasi dan menjalani pendidikannya. Inisiasi ini untuk memfasilitasi program pendidikan atlet melalui kerjasama dengan KONI kota Bandung,” kata Regina.
Dari sisi model pembelajaran, Regina mengaku sudah melakukan berbagai pertimbangan. Dengan ketentuan pembelajaran tatap muka maksimal 30 persen, atlet bisa tetap mengikuti pembelajaran secara daring atau online.
“Untuk saat ini, kita sudah sepakat dengan KONI Kota Bandung untuk memberikan kuota bagi 30 siswa atau satu kelas. Kalau pun nanti lebih dari 30 siswa, maka kita akan gabungkan dengan siswa reguler karena sebelumnya pun sudah pernah ada atlet yang bersekolah di kami. Kalau terkait kelas khusus atlet, kita akan lihat teknisnya nanti di lapangan,” Regina menegaskan.
(Ageng)