Jumat 13 Desember 2024

Lahan Pertanian di Jabar Menyempit

SUMEDANG,FOKUSJabar.id: Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengeluhkan lahan pertanian di wilayahnya semakin menyempit. 

“Jabar saat ini menghadapi permasalahan genting di bidang pertanian, salah satunya dengan menyempit nya lahan pertaniannya,” ungkapnya saat mengunjungi SMK Pertanian Pembangunan Negeri (PPN) Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Selasa (24/5/2022). 

Sebelumnya, dikatakan Uu, Jabar mempunyai 1,1 juta hektar lahan pertanian dan berdasarkan pengecekan terbaru saat ini hanya tinggal sekitar 900.000 hektar tanah basah milik wilayahnya untuk pertanian.

BACA JUGA: 3000 Lebih Atlet Esport Akan Berkompetisi di Piala Gubernur Jabar 2022

“Sekarang Jabar juga tergeser ke posisi tiga penyumbang beras nasional,” kata dia. 

Selain itu, permasalahan lainnya di bidang pertanian dikatakan Uu, bahwa di Jabar regenerasi petaninya itu semakin menurun. Kemudian citra petani di mata masyarakat ini juga tidak kunjung membaik. 

Pendidikan di bidang pertanian cenderung kurang diminati masyarakat. Umumnya masyarakat meminati pendidikan bidang teknologi informasi. Padahal, bidang pertanian sangat penting karena mengemban kelangsungan ketersediaan pangan untuk masa yang akan datang. 

Menurutnya, permasalahan ini diduga yang menjadikan Jabar terdorong mundur ke posisi ketiga sebagai penyumbang beras nasional. Sebelumnya, Jabar selalu di posisi pertama. 

“Masalah pertanian di Jabar juga terkait regenerasi petani yang semakin menurun, lalu petani sekarang anak-anaknya sudah tidak ada yang mau jadi petani,” kata dia. 

Kendati, Uu menuturkan  siswa sekolah pertanian merupakan generasi langka yang akan menentukan kebangkitan swasembada pangan Jabar di masa depan sebagai calon-calon petani Zilenial atau  generasi Z, yakni mereka yang lahir tahun 1997 hingga tahun 2012. 

“Saya bangga adik-adik menjadi siswa SMK PPN karena tak banyak orang yang melirik bidang pertanian. Kebanyakan fokus pada industri teknologi,” ujarnya. 

Padahal, kata dia manusia tidak makan handphone canggih, gedung beton, atau mobil mengkilap, tapi kita makan hasil petani. “Kalian adalah generasi langka,” tuturnya. 

Sehingga pihaknya berpesan agar siswa SMK Pertanian disini harus memegang kunci kesuksesan, yakni menguasai teknologi dan media sosial, terbiasa dalam berorganisasi, pererat silaturahmi dengan rekan-rekan, menguasai teknik berbicara di depan umum, serta memperkuat keimanan dan ketakwaan. 

BACA JUGA: Permendagri 73 Tentang Aturan Nama, Ini Kata Disdukcapil Kota Bandung

“Pandangan masyarakat umumnya, bahwa petani adalah orang miskin. Ini bisa kita jawab dengan kegigihan para siswa sebagai kaum Milenial, dengan lahirnya ahli-ahli pertanian masa depan,” kata dia.

“Ingat, kunci kesuksesan adalah kuasai teknologi, latih berorganisasi, perluas relasi dengan silaturahmi, latih kemampuan public speaking, sempurnakan dengan keimanan dan ketaqwaan,” kata dia menambahkan.

(Budiana Martin/Anthika Asmara) 

Berita Terbaru

spot_img