BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mememelihara burung kicauan merupakan kesenangan tersendiri bagi sebagian besar pecinta burung kicau.
Berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk burung peliharaannya.
Salah satu perawatan yang sering diberikan untuk burung kicauan yaitu terapi pengembunan.
Manfaat terapi ini untuk burung kicauan. Akan tetapi bagi pemula, perawatan burung dengan melakukan terapi pengembunan masih bisa dikatakan cukup asing.
BACA JUGA:
Jenis-jenis Burung Murai Batu
Menurutnya ini adalah perawatan yang unik yang diberikan kepada burung peliharaan.
Pengembunan burung di tempat terbuka yang langsung menghadap ke langit sangat baik untuk kesehatan burung.
Pengembunan merupakan salah satu upaya untuk membuat suasana burung menjadi lebih mirip dengan keadaan hidup di alam bebas.
Tujuan lainnya, menyehatkan bulu dan mengkilap serta suara yang nyaring karena mendapatkan udara yang segar sebelum kena polusi.
Proses terapi ini ternyata tidak dapat dilakukan untuk semua jenis burung. Hanya untuk jenis-jenis burung tertentu yang mendapatkan manfaatnya.
Artinya kurang cocok dilakukan pada burung dari jenis paruh bengkok. Semisal, Lovebird, Parkit dan burung Cucak Hijau.
Pengembunan akan lebih baik untuk burung Anis Merah, Anis Kembang, Anis Macan, Kacer, dan Murai Batu.
Waktu yang tepat pada pukul 05.00 WIB agar burung dapat mendapatkan cahaya matahari dari mulai terbit.
Sebagai informasi, terdapat dua kategori yang diberikan untuk burung kicauan. Yakni pagi dan malam hari.
Dua proses pengembunan tersebut ternyata memiliki manfaat yang berbeda.
Berikut Manfaat di Pagi Hari:
Pengembunan di pagi hari dimulai sekitar pukul 05.00 waktu setempat hingga matahari terbit. Lakukan penegembunan pada saat cuaca sedang cerah.
Jangan melakukan pada saat cuaca sedang hujan maupun saat gerimis.
Burung Kicau Anda bisa dilakukan terapi pengembunan jika mengalami permasalahan mental. Di antaranya, nge-drop, kurang gacor, macet berkicau, kurang fighter dan memiliki sifat galak.
Jika para pecinta burung kicau melakukan pengembunan pada saat pagi hari. Maka akan membuat burung terasa seakan-akan sedang berada dalam suasana alam bebas dan liar.
Dengan begitu, si-burung merasa terpacu naluri alamnya untuk mengeluarkan suara kicau serta mengeluarkan fighternya. Pasalnya, suasana pagi hari adalah saat-saat di mana burung akan aktif berkicau di alam bebas.
Itu semua dilakukan karena burung tersebut ingin menunjukkan jati diri serta keberadaannya. Bisa juga untuk menunjukkan wilayah teritorial yang menjadi daerah kekuasaannya.
Manfaat terapi pengembunan untuk burung kicauan jika dilakukan pada saat pagi hari bisa menyembuhkan permasalah birahi burung.
BACA JUGA:
Burung Murai Batu Suka 5 Makanan Ini
Manfaat di Petang (Malam Hari)
Bisa Anda terapkan sesudah magrib sampai pukul 21-00 WIB. Sebelumnya, mandikan terlebih dulu burung kicau Anda.
Anda juga bisa langsung mengembunkan burung kicauan anda tanpa mandi. Untuk burung yang memerlukan dilakukan pada malam hari yaitu jenis burung yang mengalami over birahi.
Burung yang over birahi biasanya nyerang tangan. Bahkan terkadang mengejar orang yang lewat.
Apabila burung yang anda pelihara mengalami hal yang seperti ini, maka anda semua bisa melakukan terapi embun ini karena bisa menjadikan birahi burung lebih stabil.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, masalah burung berhenti berkicau atau macet bunyi bisa terjadi pada semua jenis burung kicauan. Termasuk Murai Batu (MB) yang masuk kategori burung mahal.
Tak sedikit kicaumania yang cenderung membiarkan kondisi Murai Batu macet bunyi. Harapannya, suatu saat nanti bakal pulih seperti semula. Padahal jika dibiarkan akan mengalami macet bunyi cukup lama.
Macet bunyi pada burung Murai Batu menjadi hal yang cukup dikhawatirkan. Terlebih, macet bunyi tersebut setelah proses Mabung.
Mabung merupakan proses ilmiah yang akan terjadi dan masa mabung dan pergantian bulu akan membuat malas untuk berkicau.
Saat malas berkicau, para kicaumania bisa melakukan masteran secara bertahap agar kualitasnya terjaga dan meningkat. Dan biasanya ketika masa mabung selesai, maka burung akan kembali untuk berkicau.
BACA JUGA:
Mengenal Burung Kenari Si Kicau dari Benua Afrika
Dalam melakukan perawatan agar Murai Batu menjadi gacor, tentunya bukanlah perkara gampang.
Infeksi pada saluran pernafasan atau infeksi tungau menjadi salah satu penyebab tidak berkicau.
Berikut Penyebab Murai Batu Macet Bunyi:
Selain Mabung dan infeksi pernafasan, stres juga menjadi pemicu Murai Batu mogok bunyi.
Adapaun penyebabnya, sangkar jatuh, mental drop dan pernah lepas hingga membuat mentalnya terganggu.
Jika penyebab burung Murai Batu malas berkicau yang disebabkan oleh beberapa penyebab yang telah disampaikan di atas. Maka hal yang harus dilakukan adalah mengembalikan stres menjadi normal kembali.
Infeksi saluran pernafasan sudah sembuh dan proses mabung sudah selesai dan bulunya mulai terlihat lagi tebalnya.
Namun untuk membantu proses recovery tersebut, maka bisa dengan melakukan tips sederhana.
- Memberikan Ketenangan
Memberikan ketenangan menjadi hal yang harus untuk dilakukan. Misalkan burung Murai Batu macet bunyi karena stress, tempatkan di tempat yang lebih tenang.
2. Pemberian Pakan
Pemberian pakan tentunya memiliki manfaat untuk membantu murai batu cepat untuk gacor kembali. Berikan pakan jangkrik 3 sampai 5 ekor dan kroto 1 cepuk pada pagi hari.
Sore harinya berikan 1 sendok teh kroto dan 3 sampai 5 ekor jangkrik dan pakan dari Voer yang mengandung antistress.
3. Memandikan dan Menjemur
Untuk hal ini, para kicaumania boleh memandikan atau tidak. Jika ingin memandikannya, maka bisa dengan mengurangi lama dan jumlahnya.
4. Suplementasi
Jika hal tersebut masih kurang atau masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan, maka bisa dengan memberikan suplementasi sehingga metabolime menjadi lebih baik.
5. Relasksasi
Selain memberikan kenyamanan untuk proses recovery suara murai batu, maka untuk memaksimalkannya menjadi lebih rileks, maka bisa memutar suara releaksasi suara air mengalir atau audio brainwave.
Di antara faktor yang mempengaruhi burung macet karena kondisi kurang sehat dan ditrek oleh pemilik lamanya yang mengakibatkan macet bunyi cukup lama. Itu terlihat pada ciri bulu yang kurang mengkilap dan hanya ngeriwik saat dijauhkan dari keramaian.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)