Rabu 11 Desember 2024

Elon Musk Bakal Cabut Blokiran Akun Donald Trump di Twitter

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bos Tesla, Elon Musk yang sedang menyelesaikan pembelian Twitter dikabarkan bakal mencabut pemblokiran akun Donald Trump di media sosial itu.

Walau pun Musk berencana mencabut larangan permanen tersebut, Trump sempat mengatakan bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter.

Trump menyatakan akan fokus di Truth Social, perusahaan media sosial yang ia dirikan.

Sebelumnya, akun twitter Trump diblokir setelah kerusuhan di gedung Capitol pada 6 Januari 2021.

BACA JUGA: Mengenal IPTEK Yang Terus Dikembangkan Manusia

Trump dinilai telah melanggar aturan kebijakan Twitter berulang kali, termasuk dituduh mengobarkan propaganda kekerasan melalui unggahannya.

Elon Musk sendiri membeli Twitter seharga 44 milyar dolar atau sekitar Rp639,5 trilyun. Proses akuisi kepemilikan Twitter oleh Musk masih dalam tahap penyelesaian.

Namun dalam proses tersebut, ada kabar bahwa pemilik SpaceX itu akan mencabut larangan permanen mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang pernah dilakukan oleh Twitter.

“Melarang Trump dari Twitter tidak mengakhiri suara Trump, itu akan memperkuatnya. Dan itulah mengapa (pemblokiran adalah) salah secara moral dan benar-benar bodoh,” kata Musk pada Selasa (10/5/2022), seperti dilansir IDN.

Musk menggambarkan dirinya sebagai orang yang absolut mendukung kebebasan berbicara. Dia akan membatalkan larangan permanen terhadap Trump, juga mengkritik larangan permanen lainnya di pletform tersebut secara umum.

Rencana Musk yang akan memungkinkan kembalinya Trump ke Twitter menyulut perdebatan. Politikus AS juga ikut bersuara, baik dari pihak Republik atau Demokrat.

Partai Republik, yang mengusung Trump menjadi Presiden AS, telah melontarkan kritik keras bahwa Twitter memiliki bias terhadap pandangan sayap kanan.

Ketika kini Twitter dibeli Musk dan Trump kemungkinan bisa kembali lagi ke platform tersebut, kabar itu mendapatkan tanggapan positif.

“Kita seharusnya tidak memiliki perusahaan media sosial yang membatasi kemampuan orang untuk menyampaikan pesan mereka,” kata Senator Republik Rick Scott, dilansir Reuters.

Di pihak Demokrat, mereka mengatakan bahwa potensi pemulihan Trump ke platform Twitter dapat menjadi ancaman bagi demokrasi.

Kendati begitu, Sekretaris Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, keputusan untuk tetap memblokir Trump atau tidak sepenuhnya berada di tangan Twitter.

Tapi, pemerintahan Joe Biden, menurut Psaki, ingin platform daring digunakan untuk melindungi kebebasan berbicara, tetapi juga memastikan itu bukan forum untuk penyebaran disinformasi.

Sejauh ini, pihak Twitter menolak untuk berkomentar tentang rencana Musk. Juru bicara Donald Trump sendiri juga belum memberi tanggapan.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img