CIAMIS,FOKUSJabar.id: Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak sapi tengah mewabah di Wilayah Jawa Timur. Hal tersebut tengah menjadi sorotan pemerintah pusat, termasuk pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Peternakan (Disnakan).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ikan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dan Perikanan Disnakan Ciamis drh. Asri Kurnia mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi. Selain menyebar surat edaran edukasi terkait PMK dan langkah-langkah preventif, hingga hari ini sosialisasi gencar dilakukan Disnakan ke sejumlah peternakan.
Untuk Wilayah Kabupaten Ciamis jumlah peternak hewan sapi kurang lebih sebanyak 450. drh Asri menjelaskan, selain edukasi, imbauan untuk lebih ketat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan ternak diutamakan.
BACA JUGA: Terekam CCTV, Maling Spesialis Toko Ditangkap Warga Ciamis
“Hingga hari ini, kita terus memberi imbauan kepada para peternak. Termasuk mengoptimalkan suplai desinfektan untuk para peternak sapi,” kata drh Asri Rabu, (11/5/2022).
drh Asri menegaskan, penyakit hewan PMK ini tidak menular kepada manusia. Hanya menular kepada sesama hewan ternak saja seperti Sapi, Kambing dan Babi. Jadi dagingnya aman untuk konsumsi manusia, hanya beberapa bagian organ seperti jeroan, Limfogranuloma dan tulang yang sebaiknya tidak dikonsumsi.
Untuk wilayah Ciamis memiliki dua Rumah Pemotongan Hewan (RPH), drh Asri mengungkapkan, pihaknya menginstruksikan untuk tidak menerima pemotongan hewan dari luar Ciamis. Jika ada, hewan tersebut harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari pemerintah setempat asal hewan itu.
“Alhamdulilah untuk para peternak Ciamis semuanya memiliki kesadaran untuk tidak membeli sapi dari luar. Karena memang mereka memahami resikonya seperti apa. Jadi kita terus berkomunikasi dengan peternak mengenai langkah antisipasi agar wabah tersebut tidak datang ke Ciamis,” katanya.
Asri menuturkan, dampak dari penyakit PMK tersebut memang berpengaruh terhadap kondisi kualitas hewan. Untuk para peternak Ciamis dipastikan semuanya memperketat pengawasan, kebersihan dan kesehatan ternaknya.
“Jika ada hewan yang terindikasi sakit peternak akan langsung lakukan isolasi terhadap hewan tersebut. Gejalanya demam, badan hewan bergetar, luka di kuku kaki dan air liur yang banyak keluar dari mulut karena luka,” kata dia.
Menurutnya, wabah PMK ini memang sudah lama ada, namun pada tahun 1986 Indonesia dinyatakan bebas dari PMK. Lebih lanjut pihaknya menunggu Standar Operasional Prosedur SOP dari pusat untuk langkah-langkah selanjutnya.
BACA JUGA: Polres Pangandaran Bakal Tindak Tegas Penangkap Benur
“Hingga hari ini kita masih memberi asupan vitamin kepada hewan ternak. Lebih lanjut terkait progres antisipasi kita menunggu teknis dari pemerintah pusat, termasuk vaksinasi kepada hewan,” kata dia.
(Riza M Irfansyah/Anthika Asmara)