Kamis 12 Desember 2024

Uniknya Masjid Tua di Dusun Puhun , Desa Kadugede Kuningan

KUNINGAN,FOKUSJabar.id: Masjid Ar – Romli di Desa Kadugede rupanya menjadi salah satu masjid tertua di Kabupaten Kuningan. Meski telah mengalami beberapa kali renovasi masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kasepuhan ini dibangun pada awal tahun 1900-an.

Bila melihat dari pesantren yang dibangun oleh kakeknya yang tercatat di Kementrian Agama yakni sekitar tahun 1940-an. 

“Namun sebenarnya masjid ini dibangun pada tahun 1908, sesuai dengan lahirnya ayah saya KH Mama Jubaedi yakni anak dari Abah Romli,” katanya.

Ternyata Masjid Kasepuhan ini memiliki yang berkaitan erat dengan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. 

BACA JUGA: Guru SMPN Di Kuningan Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat

Hal itu terlihat dari ukiran yang terdapat pada enam pilar di dalamnya. Kemudian dahulu pilar itu pendek jadi daun – daun dan ranting itu bisa tercapai. 

“Jadi sesuai apa yang diinstruksikan dari kasepuhan Cirebon,” kata KH Engkos Kosasih, cucu dari Kyai Haji Romli yang merupakan pendiri pesantren Ar-Romli dan masjid.

Konon wali ukir yang diperintahkan oleh Syekh Syarif Hidayatullah membuat pilar dengan ukiran khas Kasepuhan Cirebon pada tujuh masjid yang berada di Wilayah III Cirebon. 

“Jadi yang mengukir dari enam pilar itu adalah orang garut yang mengukir namun ukiran tersebut hanya ada pada tujuh masjid,” ujarnya.

Sedangkan enam penyangga masjid saat didirikan awal, masih dipertahankan hingga kini. Enam tiang itu membentuk persegi dan dilapisi kayu jati dengan ukiran khas cirebon. 

“Dibuatnya enam tiang adalah sesuai rukun iman yang wajib diketahui sebagai umat muslim. Yakni iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasulullah, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar Allah,” kata dia.

Tingginya tiangnya sendiri sekitar empat meter meski usianya telah lebih dari satu abad namun pilar dan ukiran tersebut hingga kini masjid terawat.

Sedangkan kesan tradisionalnya terlihat pada tempat berwudhu dan kentungan yang terbuat dari kayu jati. Kentungan ini digunakan saat waktu shalat tiba. “Dari dulunya jika adzan di sini menggunakan kentungan, tradisi itu masih dipertahankan hingga saat ini,” kata KH Engkos.

BACA JUGA: Paripurna Perombakan AKD DPRD Kuningan Ricuh

Seperti laiaknya masjid tradisional, di samping Masjid Ar-Ramli terdapat kolam yang dipergunakan untuk berwudhu.

Masjid ini pun masih mempertahankan gaya tradisional dengan susunan atap yang berbentuk piramid khas masyarakat Cirebon.

KH Engkos mengungkapkan Ponpes Ar-Ramli banyak melahirkan ulama – ulama besar seperti ayah dari Mustofa Aqil Siraj. 

(Andin/Anthika Asmara) 

Berita Terbaru

spot_img