spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    Dihadapan PBNU, Ridwan Kamil Sampaikan Kajian Megatrend 10 Tahun Kedepan

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, beberapa poin hasil kajian yang dirangkum dengan sebutan kajian megatrend dalam sepuluh tahun ke depan.

    Pertama adalah trend global warming atau pemanasan global yang kian terasa dengan mingkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan.

    Demikian dengan cuaca yang saat ini sulit dipredisksi. Sehingga kondisi ini mendorong semua berpikir bagaimana cara pandang semua pihak terhadap berbagai perubahan kondisi global yang akan terus terjadi ke depan.

    Demikian hal itu diutarakan Gubernur Jabar pada acara pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) dan Pengukuhan Pengurus Lembaga/Badan Khusus PBNU Masa Khidmah 2022-2027 di Kompleks Pondok Pesantren Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (24/3/2022) malam.

    BACA JUGA: Wabup Ciamis: Pelaksanaan Pilkades Harus Sesuai Prokes

    Berikutnya, kata Ridwan Kamil, adalah Disrupsi Digital. Adanya inovasi dan perubahan fundamental dalam teknologi digital yang mengubah tatanan ke cara-cara baru.

    “Salah satu contoh kongkrit, pada awalnya handphone (HP) adalah sebuah pilihan, tetapi kini menjadi paksaan. HP tak lagi hanya alat komunikasi tetapi kini menjadi alat produksi. Hanya dengan klik tombol-tombol perintah di layar, bisa menyiram tanaman, memberi pakan ternak dan lain sebagainya,” kata dia.

    Selanjutnya soal kesehatan seperti pandemi sekarang ini, tidak tahu kapan ini menjadi endemi. Sehingga mau tidak mau saat ini menuntut adaftasi gaya hidup.

    Kemudian kata dia, adanya geopolitok internasional yang semakin menguat. Harus diakui, suka atau tidak suka bahwa negara Tiongkok akan menjadi sebuah kekuatan baru yang sangat besar. Maka semua harus pintar-pintar dalam memilih mitra geopolitik.

    “Saya yakin PBNU bisa melaluinya dengan baik. Saya tahu, Gus Yahya (Ketum PBNU) telah sering melakukan diplomasi Islam Washatiyah ke seluruh dunia dan ini sebuah kebanggaan,” ujar dia.

    Selain itu, lanjut Ridwan Kamil, trend perang antar negara mungkin bisa saja datang dan pergi seperti terjadi di Ukraina.

    “Maka dalam kontek ini, kami mengajak semua untuk mensyukuri nikmat berbangsa dan bernergara, nikmat kondusifitas, berkumpul dan toleransi yang ada di Indonesia,” kata Ridwan Kamil.

    Dia menambahkan, ke depan akan ada perebutan sumber daya alam yang lebih kuat.

    Kebijakan Presiden Jokowidodo menghentikan ekspor batu bara, nyatanya memicu protes beberapa negara. Bahkan negara ini digugat gara-gara Nikel tidak boleh diekspor lagi.

    BACA JUGA: 40 Tahun tak Beroperasi, KA Cibatu-Garut Dibandrol Rp6 Ribu

    “Jadi negara-negara di dunia ke depan akan sangat butuh sumber daya alam dari Indonesia,” ucap dia.

    Selanjutnya perhelatan politik Indonesia menjelang 2024, diprediksi berpengaruh terhadap bisnis yang akan melambat. “Itulah beberapa poin menurut kacamata kami yang harus diresfon Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),” kata dia.

    (Farhan)

    Berita Terbaru

    spot_img