CIAMIS,FOKUSJabar.id: Setiap daerah tentunya memiliki sejarah mengenai asal-usul suatu tempat. Tak terkecuali di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar).
Di wilayah Kabupaten Ciamis banyak tempat-tempat bersejarah yang menarik untuk diketahui. Terlebih, soal sejarah Kerajaan Galuh.
Salah satu tempat yang erat kaitannya dengan Kerajaan Galuh adalah Astana Gede Kawali. Konon, tempat tersebut merupakan ibu Kota Kerajaan Galuh.
BACA JUGA: Senjata Laser Tercanggih di Dunia Bisa Hancurkan Pesawat Militer
Bahkan, tempat bersejarah yang terletak di Dusun Indrayasa, Desa/Kecamatan Kawali diceritakan sebagai jejak akhir peradaban Kerajaan Sunda Galuh.
Kini, Astana Gede Kawali telah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Selain itu, ditetapkan sebagai cagar budaya yang saat ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis.
Cagar budaya Astana Gede Kawali cukup unik dikunjungi. Bagaimana tidak, di lokasi tersebut terdapat beberapa peninggalan dari Raja Kerajaan Galuh (batu prasasti).
Di sana terdapat 6 prasasti bertuliskan Sunda Kuno hingga cetakan telapak tangan serta kaki salah seorang Galuh yang diceritakan itu tapak dari Raja Prabu Niskala Wastukencana.
Selain itu, terdapat juga batu yang konon tempat penobatan para Raja Galuh di Kawali.
Raja terakhir yang dinobatkan di tempat tersebut adalah Prabu Siliwangi saat menerima tahta Kerajaan Galuh Pakuan pada tahun 1482 lalu.
Kemudian terdapat juga makam Raden Singalaca dan Pangeran Usman. Keduanya adalah penyebar agama Islam utusan Kesultanan Cirebon setelah masa Kerajaan Galuh berakhir.
Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, Astana Gede Kawali merupakan jejak akhir peradaban dari Kerajaan Sunda Galuh.
“Setelah itu, ada kerajaan-kerajaan kecil namun kemasyurannya tidak bisa menyaingi atau sebesar di era Prabu Siliwangi,” katanya.
Dia mengatakan, Astana Gede Kawali memiliki peranan penting dalam aspek kesejarahan. Terlebih setelah menjadi pusat peninggalan kerajaan Galuh.
“Nah setelah masuk Islam, situs ini dibuat makam dan Astana Gede. Arti pemahamannya makam besar, padahal Astana Gede ini ada bukan di era Islam tapi sebelumnya. Itu jejaknya ditandai dengan adanya punden tempat abu kremasi disimpan,” paparnya.
BACA JUGA: “Ditemukan” di Pecel Lele, Gadis Indonesia Jajal Panggung Model Dunia
Budi mengisahkan, Kerajaan Galuh dan Astana Gede juga memiliki kaitan dengan sejarah serta peradaban negeri karena menyambungkan siaturahmi seluruh peradaban Nusantara.
(Budiana Martin/Bambang)