Senin 9 Desember 2024

Ada Campur Tangan Perusahan Besar dibalik Kerusakan Lingkungan?

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kerusakan lingkungan hidup terus menjadi sorotan publik. Apalagi belakangan diramaikan berita tentang terancamnya kelestarian lingkungan warga Desa Wadas, Jawa Tengah.

Kekhawatiran itu pun diangkat Dalam sebuah diskusi virtual via zoom yang berjudul “Kerusakan Lingkungan Hidup, Kerugian Negara, dan Tindak Pidana Pencucian Uang” pada Rabu (09/02/2022).

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah sulit tegas dalam menindak perusahaan perusak lingkungan karena berkaitan dengan sistem ekonomi politik.

BACA JUGA: Tambah 68 M, Pemkab Bandung Ingin “Cuan” dari bjb Terus Naik

Menurut Bhima, sejumlah pejabat diduga memiliki saham, berkuasa terhadap manajemen, duduk sebagai direksi, dalam perusahaan ekstraktif seperti batubara dan kelapa sawit.

Hal ini berpengaruh dalam pengawasan di level daerah saat ada dugaan kerusakan lingkungan, ada kesungkanan untuk melakukan pengawasan.

Dia menyoroti hubungan yang kuat antara sektor esktraktif dengan kemunculan dari perusahaan-perusahaan digital, ventur-ventur capital, dan perusahaan start-up atau rintisan.

Ia mengkhawatirkan adanya modus pencucian uang di banyak negara, seperti, Jepang, China, dan Eropa, menggunakan uang hasil dari ekstraktif untuk diputar ke perusahaan-perusahaan modal ventur asing, kemudian disuntikkan ke perusahaan startup dalam negeri.

“Oleh karena itu KPK dan PPATK akan kesulitan melakukan penelusuran, ” kata Bhima.

“Apalagi bila benar tidak terdaftar secara resmi, bisa jadi perusahaan yang mengaku modal ventura tersebut hanyalah perusahaan cangkang atau shell company seperti dalam kasus Panama dan Pandora Papers.” kata dia.

“Apalagi bila benar tidak terdaftar secara resmi, bisa jadi perusahaan yang mengaku modal ventura tersebut hanyalah perusahaan cangkang atau shell company seperti dalam kasus Panama dan Pandora Papers.” katanya.

Seperti diketahui, beberapa waktu publik di Indonesia sempat dihebohkan dengan perusahaan rintisan yang disuntik dana totalnya Rp 99 miliar oleh perusahaan Singapura yang bernama Alpha JWC Ventures dan disuntik dana Rp 92 miliar oleh perusahaan Singapura lainnya yang bernama Walker Strategic Investment untuk membeli saham sebuah perusahaan frozen food.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img