BELARUS,FOKUSJabar.id: Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menyatakan bakal berperang dipihak Rusia jika Kremlin menginvasi Ukraina.
Lukashenko juga siap menyambut kedatangan ribuan
tentara Rusia jika Belarus atau Moskow diserang.
“Jika ada agresi terhadap Belarus, akan ada ratusan
ribu tentara Rusia, yang bersamaan dengan ratusan
ribu orang Belarus akan mempertahankan tanah ini,”
kata Lukashenko, dikutip dari Euronews.
BACA JUGA: Sinyal Perang Dunia 3! Biden Kirim Pasukan ‘Tekan’ Rusia
Namun, Lukashenko mengingatkan bahwa tidak akan
ada pemenang dalam peperangan apa pun.
“Semua orang akan kehilangan segalanya,” kata presiden Belarus itu, seperti dilansir IDN, Senin (31/1/202).
Pernyataan Lukashenko disambut oleh Menteri Luar
Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mengatakan bahwa
Moskow tidak menginginkan perang.
Minsk merupakan sekutu utama Moskow. Presiden
Vladimir Putin memberikan dukungan penuh kepada
Lukashenko saat demonstasi yang menentang hasil
pemilu 2020 menjamur di seluruh Belarus.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan NATO menyebut Rusia hendak menyerang Ukraina, karena menempatkan lebih dari 100 ribu tentaranya di perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Rusia berulang kali membantah tuduhan tersebut, seraya menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk menempatkan pasukannya di mana saja sebagai negara berdaulat.
Namun, dugaan itu tidak lepas dari kejadian 2014 silam, ketika Rusia menganeksasi Ukraina yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
Di sisi lain, peningkatan pasukan di perbatasan tidak lepas dari dilema keamanan yang dirasakan oleh Rusia, sebab koalisi AS mengirimkan persenjataan dan perlengkapan militer untuk Ukraina. Selain itu, NATO juga gencar untuk menjadikan Ukraina sebagai negara anggotanya.
Lavrov mengatakan, bahwa Rusia menginginkan hubungan yang saling menghormati dengan AS, kendati dia menyebut Rusia sebagai negara yang hak keamanannya sebagai negara berdaulat telah dicurangi setiap hari.
“Kami menginginkan hubungan yang baik, setara, saling menghormati dengan AS, seperti dengan setiap negara di dunia,” kata Lavrov.
(Agung)