Kamis 12 Desember 2024

Kazakhstan Mencekam, 3 Polisi Dipenggal dalam Kerusuhan

KAZAKHSTAN,FOKUSJabar.id: Kazakhstan dalam situasi sangat mencekam. Dikabarkan puluhan orang tewas dan sekitar 1.000 orang terluka dalam aksi demonstrasi sejak Selasa (4/1/2022).

Pemerintah pun meminta bantuan aliansi militer Rusia untuk mengamankan situasi pada Kamis (6/1/2022). Beberapa jam setelah kedatangan Rusia, dikabarkan tembakan terdengar mengarah ke pengunjuk rasa.

Mirror melaporkan, sebanyak 18 polisi tewas tiga di antaranya dipenggal. sedangkan, ABC News mencatat total 28 polisi meninggal dan 3.000 perusuh sudah ditahan.

BACA JUGA: Israel Kerahkan Jet dan Artileri, Gaza memanas!

“Operasi kontra-terorisme telah dimulai. Pasukan keamanan bekerja keras. Tatanan konstitusional sebagian besar telah dipulihkan di semua wilayah negara. Otoritas regional kini mengendalikan situasi,” kata biro pers presiden, dikutip Sputnik News, Jumat (7/1/2022).

Aksi Demonstrasi di Kazakhstan sudah terjadi sejak Selasa. Kerusuhan dimulai dengan kenaikan harga gas minyak cair (LPG), yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan di negara 19 juta penduduk itu.

Massa kecewa meneriakkan ketidakadilan. Pasalnya negara itu memiliki cadangan energi besar baik minyak maupun gas.

Kazakhstan memiliki 20 milyar cadangan minyak dengan tingkat produksi sekitar 1,64 juta barel/hari. Negara ini menempati urutan ke-19 produsen minyak bumi dunia, sekaligus penghasil terbesar di kawasan Asia Tengah.

Massa juga pun meneriakkan kemarahan ke presiden terdahulu, Nursultan Nazarbayev yang meski tak lagi berkuasa tapi dianggap masih mengatur ekonomi.

Nursultan Nazarbayev memimpin negara itu tiga dekade dan mundur di 2019 karena tuntutan warga akibat mengekang liberalisme di negara itu.

Sementara itu, sejumlah penduduk mengatakan ada penjarahan besar-besaran di alun-alun kota. Gedung-gedung dan mobil di bakar di pusat kota

“Ada anarki total di jalan,” kata sumber, seperti dilansir IDN.

Antrean bensin juga membludak di kota seiring protes yang terjadi. Penduduk juga susah membeli makanan.

Bukan hanya itu, harga sulit mengakses uang tunai. Pasalnya pemerintah mematikan total sambungan internet.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img